Home BERITA Puncta 06.03.19 Hari Rabu Abu, Matius 6:1-6.16-18: Sloganisme

Puncta 06.03.19 Hari Rabu Abu, Matius 6:1-6.16-18: Sloganisme

0
Ilustrasi: Ist.

DUNIA iklan yang merebak di sekitar kita penuh dengan slogan yang bombastis seperti berikut ini:

  • “Miliki rumah idaman, Keluarga bahagia”.
  • “Sabun ini membuat kulit anda sehalus kulit bidadari”.
  • “Obat ini membuat anda lebih muda 40 tahun”.

Zaman Orde Baru dulu banyak kota membuat slogan-slogan sebagai berikut:

  • Solo BERSERI
  • Klaten BERSINAR.
  • Yogyakarta BERHATI NYAMAN.
  • Bantul PROJO TAMAN SARI.
  • Gunung Kidul HANDAYANI.
  • Sleman SEMBADA.
  • Kulon Progo BINANGUN.
  • Purworejo BERIRAMA.
  • Kebumen BERIMAN.
  • Tegal KOTA BAHARI.
  • Semarang KOTA ATLAS.
  • Jakarta BMW.

Slogan itu bagus kalau diwujudkan. Semoga tidak berhenti pada kata-kata indah.

Orang Jawa bilang “obor-obor blarak” atau hangat-hangat tahi ayam. Pada waktu dideklarasikan meriah, tetapi lama kelamaan terlupakan, tidak ada maknanya lagi.

Hari Rabu Abu ini, kita diingatkan oleh Nabi Yoel supaya pertobatan itu tidak sebatas slogan saja. Jangan sampai jatuh kepada formalisme belaka. Karena ini kegiatan rutin yang setiap tahun dilaksanakan ya kita ikuti aturan yang berlaku.

“Berbaliklah kepadaKu dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh. Koyakanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan Allahmu sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukumanNya”

Koyakanlah hatimu dan jangan pakaianmu. Pertobatan itu lebih dari sikap hati bukan hanya bagian luar (pakaian) yang kelihatan. Maka Yesus menekankan sikap hati, dari dalam batin. Yesus menghendaki pertobatan itu tidak untuk diketahui banyak orang. Hendaklah sedekahmu diberikan secara tersembunyi.

Jika engkau berdoa, masuklah kamar dan tutuplah pintu. Berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Jika engkau berpuasa, janganlah muram mukamu. Tetapi minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa.

Pertobatan itu bukan ditentukan oleh orang lain. Jangan bertobat karena ingin dilihat orang lain. Sikap tobat itu adalah hubungan batin antara kita dengan Tuhan. Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Oleh karena itu, tak pentinglah slogan-slogan atau hal-hal formalitas yang ditunjukkan kepada orang lain.

Mari kita bertobat dari dalam batin kita. Selamat memasuki masa Prapaskah. Semoga pertobatan kita berbuah seperti tema Prapaskah; “Makin Tergerak untuk Berbagi Berkat”

Pergi ke warung Pelangi minum jus tomat
Masih ditambah bonus segelas alpokat
Marilah kita membangun sikap tobat
Agar hidup kita bisa menjadi berkat

Berkah Dalem,

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version