SETELAH Yesus mengatakan bahwa Dia akan menderita, dibunuh dan bangkit kembali, Dia mengajak 3 murid terdekatNya, Petrus, Yakobus dan Yohanes, bersama-sama Dia naik ke atas gunung. Ketika Dia sedang berdoa, pakaianNya putih berkilau-kilau, nampak mulia. Musa dan Elia nampak berbicara tentang kematianNya yang segera tiba.
Petrus tidak mengerti dan merasa ketakutan. Namun ia menawarkan membuat 3 kemah. Petrus nampaknya ingin tinggal di situ saja. Saat awan menaungi mereka terdengar suara, “Inilah AnakKu yang Kukasihi, dengarkanlah Dia” Lalu awan mengangkat Musa dan Elia, hilang dari pandangan mereka. Yesus melarang menceritakan peristiwa itu sampai kebangkiranNya.
Peristiwa luar biasa ini mau menguatkan para murid agar lebih mengenal Yesus yang sebenarnya. Yesus ingin para murid melihat kemuliaanNya. Walaupun mereka belum paham 100%. Paling tidak mereka telah mencicipi sedikit keilahianNya. Selama ini mereka berjumpa dengan kemanusiaanNya. Dengan peristiwa transfigurasi, para murid berjumpa dengan Yesus mulia yang ilahi. Elia dan Musa melambangkan Taurat dan kuasa nabi.
Yesus menyempurnakan keduanya. “Inilah Anak yang Kukasihi” menunjukkan kuasa-Nya dari Allah. “Dengarkanlah Dia” adalah perintah untuk mencapai keselamatan. Peristiwa ini tak akan terlupakan oleh para murid, kendati dilarang diceritakan.
Yesus ingin supaya mereka tidak takut dan gentar saat menghadapi salib. Karena hanya dengan saliblah kemuliaan itu akan terpenuhi. Marilah kita percaya dan mendengarkan Dia. Itulah jalan untuk mengalami kemuliaanNya.
Percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan mendengarkan Dia lewat sabda-sabdaNya. Selamat merenungkan. Berkah Dalem. Salam Obor Asian Games.
Ayo lihat poco-poco rekor dunia untuk semarakkan Asian Games. Indonesia bisa.