Home BERITA Puncta 08.02.20: Hari Raya Nyepi

Puncta 08.02.20: Hari Raya Nyepi

0
Ilustrasi: Program bina lanjut untuk para imam diosesan KAS. (Ist)

Markus 6:30-34

UMAT Hindu Bali akan merayakan hari raya Nyepi besok tanggal 25 Maret 2020. Dalam upacara Nyepi itu umat melakukan Catur Brata Penyepian yaitu: Amati Geni (tidak menyalakan api termasuk memasak).

Itu berarti melakukan upawasa (puasa). Amati karya (tidak bekerja). Hal ini berarti menyepikan indria. Amati lelungaan (tidak bepergian). Maknanya mengistirahatkan badan. Amati lelanguan (tidak mencari hiburan).

Nyepi mempunyai makna rohani, membagun relasi baik dengan Sang Pencipta dan menjaga keharmonisan dengan alam ciptaan.

Nyepi itu berarti juga retret untuk mengoreksi dirisendiri agar bisa hidup lebih baik lagi.

Nyepi atau retret bisa diumpamakan seorang yang menebang pohon. Dia tidak akan mengayunkan kapak terus menerus.

Tetapi mengambil waktu istirahat sejenak untuk mengumpulkan daya tenaga supaya kekuatannya makin bertambah. Akhirnya pohon itu bisa ditumbangkan.

Beda kalau dia tidak mengambil jeda istirahat. Dia akan kehabisan tenaga dan pohon tidak bisa tumbang.

Yesus berkata, “Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak.” 

Sering kali Yesus mengambil waktu untuk sendirian. Pergi ke tempat sunyi untuk berdoa. Sendiri bukan berarti tidak ada teman, tetapi lebih mengambil waktu bersama Allah dalam dialog intens dengan BapaNya.

Kita sering mengenal istilah retret. Retret berarti melihat kembali ke belakang. Mengambil waktu pribadi untuk melihat apa yang sudah dikerjakan. Dalam suasana sunyi dan doa, orang diajak berdialog dengan Tuhan.

Masa Prapaskah yang akan segera datang juga disebut sebagai retret agung. Masa untuk merenungkan diri dan mengambil waktu secara istimewa untuk menilai diri di hadapan Tuhan.

Kita diajak mengoreksi diri agar ke depan menjadi lebih baik lagi. Sebagaimana Yesus mengajak para muridNya untuk menyepi, kita juga perlu meluangkan waktu untuk beristirahat.

Selama tujuh hari kerja, Tuhan memberi waktu satu hari untuk beristirahat. Hari Minggu menjadi hari Tuhan.

Hari untuk nyepi dan meninggalkan tugas-tugas agar tenaga dan pikiran menjadi segar kembali.

Apakah kita sungguh memanfaatkan waktu nyepi ini untuk mengoreksi diri? Apakah hari Tuhan sungguh kita pakai untuk bercengkerama dengan Tuhan? Ada waktu untuk bekerja, tetapi ada juga waktu untuk Tuhan.

Jangan kita terlalu serakah, mengambil waktunya Tuhan. Kalau waktu kita diambil oleh Tuhan, kita tak bisa apa-apa.

Pergilah ke tempat yang sunyi Nikmati keindahan alam ciptaan Kalau kita berani menyendiri Kita akan merasa dekat dengan Tuhan

Cawas, satu lawan dua

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version