Home BERITA Puncta 10.09.20: Membenci Musuh

Puncta 10.09.20: Membenci Musuh

0
Presiden AS Abraham Lincoln (History.com)

Lukas 6:27-38

PRESIDEN Amerika ke-16 Abraham Lincoln adalah salah satu presiden terbesar sepanjang sejarah Amerika. Ia memperjuangkan persatuan Amerika dari perpecahan, perang saudara yang paling brutal, menghapus perbudakan yang merajalela, menjamin kebebasan warga.

Ketika Amerika dilanda perang saudara, Abraham berpidato dalam sebuah resepsi, “Mereka-mereka adalah orang yang sedang membuat kesalahan. Mereka bukanlah musuh yang harus dibasmi.”

Kalimat itu membuat beberapa orang tidak senang. Bahkan, saat itu ada seorang ibu yang dengan keras menegurnya. “Anda harusnya malu. Mereka telah bermusuhan dengan kita. Seharusnya Anda berpikir bagaimana menghancurkan para musuh itu.”

Lantas, dengan tenang Abraham Lincoln berkata, “Nyonya. Bukankan kita sudah menghancurkan musuh kita dengan menjadikannya sebagai sahabat kita?”

Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya, Kasihilah musuhmu. Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu. Mintalah berkat bagi mereka yang mengutuk kamu. Berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.”

Pikiran kita selalu dihantui dengan orang-orang yang membenci kita. Kita merasa senang kalau mereka yang membenci kita mengalami kesengsaraan.

Kita ingin melihat orang-orang itu menderita. Dengan demikian, pikiran kita selalu dihinggapi perasaan negatif. Energi dan potensi kita terkuras hanya memikirkan hal-hal negatif.

Daripada waktu-waktu hidup kita habis hanya memerangi musuh, lebih baik bekerjasama dan membangun persahabatan.

Kendati itu sulit. Tetapi akan lebih sulit jika hidup selalu dibayangi ketakutan dan kebencian.

Yesus memberi jalan dengan kata-katanya, “Sebagaimana kamu kehendaki orang berbuat kepada kamu, demikian pula hendaknya kamu berbuat kepada mereka.”

Kualitas hidup kita terbukti jika kita berani melakukan sesuatu yang berbeda dengan arus atau pandangan umum. “Kalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu,apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.”

Makan pisang ditemani secangkir kopi
kopi hitam kiriman dari Jakarta
Marilah kita berusaha untuk mengasihi
Mengubah musuh menjadi saudara

Cawas, celupke neng kopi….

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version