Home BERITA Puncta 11.01.19 Lukas 5:12-16 Tolong, Maaf dan Terimakasih

Puncta 11.01.19 Lukas 5:12-16 Tolong, Maaf dan Terimakasih

0
Ilustrasi: Taman Kanak-kanak Hollandsche-Chineesche School di "Sekolah Suster" Pontianak pada tahun-tahun awal berdirinya lembaga sekolah formal berasrama asuhan para Suster SFIC ini. (Dok. SFIC)

ISTILAH “empan papan” dalam etika Jawa berarti tahu menempatkan diri dalam sikap dan perilaku yang benar.

Empan papan itu didukung dengan tiga keutamaan yakni tolong, maaf dan terimakasih. Anak-anak seyogyanya diajari tiga hal itu sejak dini agar mampu menempatkan diri dalam pergaulan dengan sesamanya.

“Tolong, saya diambilkan sapu ya nak,” bukan “Sapunya bawa ke sini!”.

Nyuwun ngapunten atau permisi, numpang lewat” sambil membungkukkan badan jika lewat di depan orang tanda hormat. Setiap kali diberi, ditolong atau menerima sesuatu harus mengucapkan terimakasih.

Begitulah sikap-sikap itu diwariskan agar anak-anak mempunyai empan papan.

Dalam bacaan Injil hari ini orang yang sakit kusta itu tahu diri. Sebagai orang kusta dia disingkiri masyarakat. Dia menempatkan diri sebagai bukan siapa-siapa. Maka dia datang kepada Yesus, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”

Dia tidak memaksa, tapi tahu diri, empan papan. Paham siapa dirinya waktu memohon kepada Yesus untuk disembuhkan. Ia tidak memaksa, kalau Tuhan mau.

Sikap kerendahan hatinya dihargai oleh Yesus, “Aku mau, jadilah engkau tahir!”

Di sini tidak disebutkan dia berterimakasih kepada Yesus. Sedikit berbeda dengan 10 orang kusta yang disembuhkan dan ada satu yang berbalik mengucapkan terimakasih kepada Yesus. Tetapi kabar tentang Yesus tersiar kemana-mana sampai banyak orang berbondong-bondong datang kepadaNya.

Seumumnya kita kalau sedang diliputi sukacita luar biasa lupa berterimakasih. Kita terlalu asyik menceritakan peristiwa mukjijatnya, lalu lupa bersyukur kepada siapa kita memperolehnya.

Sekali lagi kita diingatkan akan tiga kata ajaib itu yakni, “Tolong, Maaf dan Terimakasih.”

Yesus sendiri tidak mencari pujian atau gila hormat. Yesus membiarkan orang kusta itu hanyut dalam sukacita dan menyebarkan berita kesembuhannya. Yesus justru mengundurkan diri ke tempat sunyi dan berdoa.

Doa menjadi kunci dalam menjalankan karya. Berhasil dan gagal dalam tugas selalu dibawa dalam doa. Kehendak Allah lebih utama daripada penghargaan diri.

Bunga melati bunga selasih
Ditanam pak tani di pinggir sawah
Jangan lupa selalu berterimakasih
Agar hidup kita penuh berkah.

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version