Home BERITA Puncta 11.02.20: Hari Orang Sakit Sedunia, Terbelenggu Adat Istiadat

Puncta 11.02.20: Hari Orang Sakit Sedunia, Terbelenggu Adat Istiadat

0
Ilustrasi: Paus Fransiskus menunjukkan sikap kerahiman dengan memberi atensi penuh kepada orang sakit. (Ist)

Markus 7:1-13

PAUS Fransiskus memberi pesan kepada semua orang dalam peringatan Hari Orang Sakit Sedunia hari ini, “Orang harus lebih diprioritaskan daripada sakit.”

Beberapa hari ini kita dihebohkan dengan virus corona di Wuhan, Tiongkok. Ketika ada 243 orang WNI yang akan dipulangkan dan diisolasi di Pulau Natuna, masyarakat Natuna menolak dengan demonstrasi.

Sangat kontras dengan yang dilakukan Pemerintah Jepang. Mereka tidak hanya memulangkan warganya, tetapi justru mengirim obat-obatan, masker dan ratusan relawan medis berjibaku mengulurkan tangan untuk menolong warga Wuhan.

Kita ini hanya memikirkan penyakit akibat virus corona, tetapi tidak menolong orangnya. Orangnya harus diselamatkan. Itu tindakan yang lebih penting.

Bisa jadi mereka yang demo itu tidak tahu persis apa itu virus corona. Mereka hanya terprovokasi oleh berita medsos dan kepentingan tertentu.

243 WNI itu adalah saudara kita yang harus ditolong lebih dahulu.

Seperti dalam Injil hari ini, orang-orang Farisi memprotes Yesus karena murid-muridNya dituduh melanggar adat istiadat nenek moyang. “Mengapa murid-muridMu tidak mematuhi adat istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?”

Yesus menjawab, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik Sebab ada tertulis, Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripadaKu.

Percuma mereka beribadat kepadaKu sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.”

Boleh kita takut atau kawatir karena ada virus corona. Tetapi jangan kita tidak menolong saudara kita yang ada di Wuhan. Tindakan preventif kita lakukan agar tidak tertular penyakit. Tetapi kita tidak boleh mengucilkan mereka.

Dalam hal ini Yesus kemudian membuat perbandingan. Kalau orangtuamu sakit, lalu demi melaksanakan adat istiadat dalam persembahan kurban, hartanya kamu pakai untuk kurban persembahan dan membiarkan orangtuamu menderita.

Apakah itu tidak melanggar Hukum Tuhan? Sabda Allah tidak berlaku demi melaksanakan adat istiadat manusia?

Mari kita mengutamakan manusianya lebih dahulu. Menolong mereka lebih diutamakan daripada melihat sakitnya apa.

Hukum Tuhan harus lebih diutamakan daripada adat istiadat buatan manusia.

Suara cicak di dinding
Dengan garang menyergap
Menolong manusia itu lebih penting
Daripada curiga tanpa sebab.

Cawas, hasil pengukuran 15.7

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version