Home BERITA Puncta 11.11.20: Tahu Terimakasih

Puncta 11.11.20: Tahu Terimakasih

0
Ilustrasi: Ketika Sudah Meminta, Jangan Lupa Berterimakasih (Sr Ludovika OSA)


PW. St. Martinus dari Tours, Uskup
Lukas 17:11-19

SUBALI dan Sugriwa adalah kakak beradik. Mereka adalah penguasa pasukan kera di Gua Kiskenda.

Subali membenci adiknya, Sugriwa. Subali menuduh adiknya merebut Dewi Tara. Seharusnya Subali yang mendapatkan bidadari itu, karena dia berhasil membunuh Lembusura dan Mahesasura.

Namun Sugriwa mengira bahwa kakaknya mati di dalam gua bersama Lembusura. Sugriwa pergi ke Kahyangan untuk menerima hadiah dewa yakni Dewi Tara.

Subali tidak terima. Ia menantang Sugriwa adu kekuatan. Siapa yang menang, dia yang berhak atas Dewi Tara. Perkelahian sengit terjadi. Mereka saling serang satu sama lain.

Karena terdesak, Sugriwa mundur dan minta tolong kepada Ramawijaya. Karena dua kera ini hampir mirip, Rama meminta Sugriwa memakai kalung janur kuning. Mereka berkelahi makin sengit. Rama melepaskan panahnya mengenai Subali yang tidak memakai janur kuning.

Subali dapat dikalahkan. Ia mati oleh panah Rama.

Sugriwa datang menghadap kepada Rama. Ia mengucapkan terimakasih karena telah diselamatkan dari amukan Subali. Ia berjanji akan mengikuti Rama dan membawa pasukan kera menuju Alengka, di mana Dewi Sinta ditawan oleh Rahwana.

Yesus menyelamatkan sepuluh orang yang sakit kusta. Mereka berdiri agak jauh dan berteriak. Orang kusta disingkiri karena dianggap najis, kotor, dosa. Mereka tidak berani bergaul dengan orang banyak. Yesus menyembuhkan mereka, menjadi tahir, bersih, sehat kembali.

Dari sepuluh orang itu, yang kembali mengucap syukur hanya satu. Itu pun orang asing yakni orang Samaria. Orang Yahudi menganggap orang Samaria itu kafir.

Tetapi justru orang Samaria yang kafir itu yang datang berterimakasih kepada Yesus. Yang lainnya tidak kembali untuk bersyukur kepada Allah.

Kita kadang bertindak seperti orang Yahudi, merasa diri paling benar, bangsa terpilih. Menganggap orang lain kafir, berdosa. Tetapi malah mereka yang “kafir” itu yang tahu berterimakasih, kembali menyembah Allah.

Sugriwa itu adalah bangsa kera. Tetapi dia tahu berterimakasih. Masakan bangsa yang dianggap rendah dari manusia saja bisa berterimakasih. Kita yang merasa diri lebih luhur, unggul, hebat, malah tidak tahu berterimakasih?

Masak kita kalah martabat dengan kera? Masak orang kafir malah lebih berbudi luhur daripada kita yang menganggap diri suci sempurna?

Orang kafir itu memberi pelajaran berharga bagi kita semua. Jangan pernah melupakan kebaikan orang lain. Sering-seringlah berterimakasih.

Catat kebaikan orang di batu karang.
Tulis kekurangannya di pasir pantai.
Jangan lupa berterimakasih pada orang.
Begitulah sikap orang cerdik pandai.

Cawas, berbelarasa sampai sangat terasa..

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version