Lukas 18: 9-14
DRE Parker bersama ibunya pindah dari Detroit ke Beijing. Tidak mudah menyesuaikan diri di tempat yang baru. Dre sering diejek oleh Cheng dan teman-temannya.
Cheng adalah anak yang angkuh dan nakal. Ia pandai bermain kung fu. Ia merasa paling hebat dan jagoan.
Ia menghajar Dre sampai babak belur. Untung Dre ditolong oleh Mr. Han, yang ahli kung fu. Sejak saat itu Dre berlatih kung fu dengan Mr. Han di rumahnya.
Cheng dan gengnya melapor ke Mr. Li pelatihnya.
Mr. Li yang kejam tidak terima anak latihnya dikalahkan oleh Mr. Han. Ia menantang untuk bertanding di turnamen tahunan.
Mr. Han mengajak Dre untuk melihat kungfu yang sesungguhnya di Biara Shaolin. Dre melihat aneka macam jurus kung fu di sana.
Turnamen dimulai. Dengan brutal Cheng mengalahkan lawan-lawannya. Wajah sombong dan merendahkan nampak dari tatapan matanya.
Dengan langkah tegak dan dada membusung, dia meninggalkan lawannya yang terkapar. Akhirnya final terjadi antara Cheng dan Dre.
Mr. Li menasehatkan kepada Cheng untuk tidak memberi ampun lawan. Ketika kedudukan draw, Mr. Li dengan licik dan arogan berkata kepada Cheng, “Tidak ada ampun.”
Dengan tertatih-tatih karena cidera kaki, Dre naik ke panggung. Cheng penuh kesombongan mengincar kelemahan Dre.
Dre teringat jurus ular kobra menari saat berlatih di biara. Ia berkonsentrasi dengan satu kaki dan kepala terfokus mengendalikan perhatian Cheng.
Tanpa sadar Cheng terhipnotis oleh gerakan kepala Dre.
Ketika Cheng maju menyerang, Dre membuat loncatan salto backslip menghantam wajah Cheng. Anak yang sombong itu jatuh terjerembab tak bisa berdiri.
Yesus berkata kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar, “Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Ia memberi contoh dua orang yang berdoa di Bait Allah. Orang Farisi itu menyombongkan dirinya di hadapan Allah.
Ia merasa berjasa dengan berpuasa dan memberi persepuluhan. Ia merasa paling suci dibanding orang lain.
Sedang pemungut cukai itu merasa tidak pantas dan menyalahkan dirinya di hadapan Tuhan. Ia merasa berdosa. Ia merendahkan diri dan berdiri jauh-jauh.
Yesus mengajarkan kepada kita untuk tidak menyombongkan diri, melainkan berani merendahkan diri dan menghormati sesama manusia.
Di hadapan Tuhan, kita tidak punya jasa apa-apa. Jika kita mau merendahkan diri, kita justru akan dihargai.
Singgah dulu di kota Gombong.
Naik kereta ke Tasikmalaya.
Jadi orang jangan sombong.
Suatu saat akan kena batunya.
Cawas, kala malam tiada bintang….