Lukas 17:26-37
SETIAP perempuan ingin punya wajah cantik, indah menarik, nampak muda dan mulus. Maka mereka berusaha dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan wajah laksana artis atau bidadari. Kita masih ingat bagaimana dulu seorang artis teater berusaha menutupi wajahnya yang bengkak sehabis operasi plastik.
Ia mengelabui orang dengan membuat hoaks.
Orang berusaha memiliki wajah yang sempurna, tetapi tidak disadari ada efek-efek yang justru menghancurkan dirinya. Bukan kesempurnaan atau kecantikan yang didapat tetapi justru kehilangan keindahan dan sakit yang berkepanjangan.
Orang yang operasi plastik itu tidak nampak cantik tetapi justru wajahnya bengkak lebam seperti dihajar orang, “bithu-bithu”.
Ada orang yang ingin memiliki segala-galanya, harta berlimpah, tetapi dia menghancurkan dirinya dengan korupsi. Bukan kekayaan yang didapat, justru masuk bui yang harus dijalani.
Ada juga orang yang bekerja keras membanting tulang supaya bisa kaya sampai tidak mengenal istirahat. Siang malam bekerja demi uang dan kenikmatan.
Tetapi akhirnya harus ambruk karena stroke dan penyakit berat lain. Untuk apa sesungguhnya harta yang dikejar itu kalau akhirnya tidak bisa menyelamatkannya?
Ada banyak contoh pengalaman di sekitar kita. Bagaimana orang ingin mengejar hidup, tetapi justru kehilangan hidup itu sendiri.
Yesus mengajar kepada murid-murid-Nya bahwa Anak Manusia akan datang pada akhir zaman. Yesus menunjuk dua orang yakni Nuh dan istri Lot sebagai contoh bagaimana menghadapi akhir zaman.
Nuh menghadapinya dengan menuruti perintah Tuhan. Ia membuat bahtera. Ia berjaga-jaga kendati orang lain tidak memahaminya. Sedangkan istri Lot sebaliknya. Ia tidak mengikuti perintah Tuhan.
Ia menyayangkan harta bendanya. Ia menoleh ke belakang. Ia terikat pada kekayaan duniawi yang justru menghancurkannya.
Yesus berkata, “Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.”
Kalau kita berani berkorban, mau kehilangan, kita justru akan mendapatkan. Tetapi kalau kita pelit, egois, tidak mau kehilangan, kita justru tidak akan memiliki apa-apa.
Malam sepi tiada bulan bintang.
Bulan sembunyi di balik awan.
Anak Manusia akan datang.
Kita sambut dengan pengorbanan.
Cawas, belajar sabar…