Home BERITA Puncta 15.05.23 Senin Paskah VI: Ideologi Terorisme

Puncta 15.05.23 Senin Paskah VI: Ideologi Terorisme

0
Ilustrasi: Toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Yohanes 15:26-16:4a

MANTAN Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol (Purn.) Boy Rafli pernah mengatakan dalam sebuah dialog kebangsaan di Lebak Banten demikian. Ada ciri-ciri ideologi kekerasan yang berkembang di Indonesia.

“Ciri-ciri ideologi kekerasan pertama adalah intoleran. Kedua, tidak mau mengakui negara, dan yang ketiga adalah menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. 

Sangat mungkin mereka juga melakukan tindakan anti kemanusiaan dan melanggar ajaran agama. Jadi ini adalah ideologi kekerasan yang berkembang di dunia sejak 20 tahun terakhir, termasuk di negara kita,” tambahnya.

Banyak orang dicekoki dengan dalih-dalih agama untuk melakukan tindakan intoleransi. Bahkan ada yang mengatasnamakan agama untuk menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan.

Dengan tindakan anti kemanusiaan itu mereka menganggap berbakti kepada Allah.

Benih-benih intoleran ditanamkan sejak dini. Mereka tidak mau menerima kebhinnekaan, merasa paling benar sendiri, suka menyalahkan orang lain, mengkafir-kafirkan orang yang tidak sama pahamnya dengan mereka, suka menggunakan kekerasan kepada orang lain.

Yesus sudah mengingatkan kepada kita, “Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan; bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.”

Menjadi saksi kebenaran itu akan dibenci dan dimusuhi banyak orang. Tetapi Yesus meminta kepada murid-murid-Nya untuk berani bersaksi.

“Kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.”

Sebagai murid Kristus, kita harus menjadi duta damai di tengah masyarakat. Melawan sikap intoleran dengan menebarkan semangat saling menghargai, menerima perbedaan, menguatkan semangat kebhinekaan.

Budaya kekerasan harus dilawan dengan budaya cintakasih. Tidak menyelesaikan masalah dengan kekerasan tetapi dengan dialog dan saling pengertian.

Semangat menghalalkan segala cara dihilangkan dengan mencari cara terbaik dengan tidak merugikan orang atau kelompok lain.

Kita tidak berjuang sendirian. Yesus akan mengutus Roh Kebenaran. Dia akan menyertai kita selamanya. Barang siapa setia sampai akhir ia akan memperoleh keselamatan.

Maukah kita berjuang bersama membela kebenaran?

Naik perahu di danau Sarangan,

Berkeliling danau dengan berkuda.

Jangan takut membela kebenaran,

Roh Tuhan senantiasa menyertai kita.

Cawas, jadilah saksi Kristus.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version