Home BERITA Puncta 16.12.20: Bukti Bukan Janji

Puncta 16.12.20: Bukti Bukan Janji

0
Ilustrasi: Protes janji kampanye. (Ist)

Lukas 7: 19-23

PADA waktu pilkada serentak kemarin, ada banyak janji-janji yang disampaikan oleh para calon bupati dan wakil bupati.

Ada yang ingin membuat desa mandiri ekonomi. Maka ada calon yang berjanji akan menggelontorkan dana desa masing-masing sebesar dua milyar.

Ada yang ingin meningkatkan ekonomi daerah, meningkatkan pendapatan asli daerah, meningkatkan investasi daerah dan masih banyak lagi kata meningkatnya-meningkatnya.

Banyak janji-janji manis disampaikan kepada rakyat. Pada saat kampanye itu semua calon obral janji. Semua demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. 

Semua janji-janji itu baik sekali. Tetapi yang paling penting adalah pemenuhan janji itu setelah dipilih menjadi bupati dan wakil bupati.

Tidak jarang ada pemimpin yang setelah terpilih justru lupa pada janjinya.

Harapan rakyat yang dulu melambung tinggi jatuh terjerembab tatkala pemimpinnya justru korupsi dan hanya memikirkan kepentingan sendiri.

Kita bisa melihat berapa kepala daerah yang ditangkap KPK gara-gara korupsi dan memperkaya diri.

Yohanes Pembaptis dan orang-orang waktu itu mengharapkan seorang Mesias. Yohanes punya harapan yang tinggi bahwa Mesias itu sudah nampak dalam diri Yesus.

Namun Yohanes ingin memastikan apakah benar harapan itu. Maka ia mengutus murid-muridnya untuk bertanya kepada Yesus.

“Tuankah yang ditunggu kedatangannya, atau haruskah kami menantikan seorang yang lain?,” tanya mereka.

Yesus tidak memberi jawaban dengan janji-janji seperti dalam pemilu. Ia langsung menjawab dengan bukti-bukti nyata apa yang dilakukan-Nya. “

Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kalian lihat dan kalian dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar,orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin disampaikan kabar baik.”

Yesus tidak mengumbar janji, tetapi langsung bukti. Ia langsung berbuat nyata, menolong banyak orang sakit dan mewartakan kabar gembira.

Marilah kita banyak berbuat nyata, bukan hanya menebar janji buta. Semoga antara kata dan perbuatan kita sungguh sesuai dalam realita.

Makan oat rasa strawberry Ditaruh di atas mangkok yang rata Daripada kita sering menebar janji Lebih baik kalau kita berbuat nyata

Cawas, harganya tinggi….

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version