ADA seorang bapak muda yang sharing pengalaman. Dia sudah menikah 11 tahun dan belum dikaruniai anak. Dia sudah periksa dokter dan dinyatakan sehat semua. Dia juga berusaha dengan berbagai macam terapi dan konsultasi kemana-mana. Dia ingin mempunyai seorang anak.
Akhirnya dia datang ke Bunda Maria mengikuti novena. Lalu saat ultah perkawinan, isterinya berbisik kepadanya, “Pah, kita akan diberi momongan. Doa kita didengar oleh Bunda Maria”.
Ia peluk istrinya dan bersyukur dengan mata berkaca-kaca.
Hari ini Injil dan Kitab Hakim-Hakim menceritakan kabar sukacita atas lahirnya seorang anak yang menjadi tokoh bangsa. Yohanes Pembaptis dan Simson. Karena Zakharia dan Elisabet sudah tua, Zakharia tidak percaya atas berita itu. Ketidakpercayaan itu membuat ia menjadi bisu.
Bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Yohanes lahir saat orangtuanya disebut mandul. Namun Allah menunjukkan kuasaNya. Bagi kebanyakan orangtua, anak adalah harta tak ternilai yang diharapkan. Kelahirannya sangat memberi sukacita.
Kelahiran Simson dan Yohanes juga memberi kegembiraan. Bukan hanya bagi keluarga tetapi untuk seluruh bangsa. Simson menjadi hakim yang memimpin Israel.
Yohanes menjadi pembuka jalan bagi kedatangan Almasih yang menebus bangsa manusia. Apakah kelahiran atau kehadiran kita di dunia juga menjadi sukacita bagi keluarga kita? Juga dirasakan oleh dunia sekitar kita? Kita lahir, kita ada tidak kebetulan belaka. Tuhan punya rencana bagi kita. Sebagaimana Simson dan Yohanes lahir untuk keselamatan bangsa, begitu pun kita dilahirkan dengan maksud-maksud tertentu.
Marilah kita temukan apa maksud Allah atas diri kita sendiri.
Minum kopi jahe di atas meja. Kopi diaduk tinggal jahenya. Tuhan mencipta kita dengan rencana. Jangan sia-siakan kesempatan yang ada. Berkah Dalem.