SEORANG teman romo pernah mengunjungi saya waktu di Ketapang. Ia memimpin misa di paroki. Setelah misa ia berjumpa dengan umat dan ngobrol di depan gereja.
- Ia bertanya kepada seorang umat itu, “Berapa jauh rumah bapak dari paroki ini?”
- Bapak itu menjawab, “80 kilometer romo.”
- “Hah…. jauh sekali! Bapak naik apa?,” tanyanya lagi.
- “Sepeda motor romo. Kami, isteri dan dua anak berangkat bersama-sama supaya bisa mengikuti ekaristi di paroki.”
Teman saya yang dari Jawa ini terbengong-bengong tak percaya. Seorang umat menempuh perjalanan jauh dengan satu motor dinaiki oleh empat orang.
- “Kok bisa Pak?,” masih terheran-heran dia bertanya.
- “Ya Romo, demi ikut ekaristi. Jalan ke surga itu memang susah Romo.”
Jawaban itu seperti palu godam menghantam ulu hatinya. Dia membandingkan betapa di Jawa semua serba nyaman.
Bacaan hari ini menyadarkan kita bahwa untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga itu sangat sulit.
Ada orang bertanya kepada Yesus, “Tuhan sedikit sajakah orang yang diselamatkan?”
Yesus tidak menjawab soal jumlah, kuantitasnya. Tetapi Yesus menjelaskan tentang prasyarat orang bisa masuk ke dalam kemuliaan.
Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu.
Sebab Aku berkata kepadamu, ‘Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.”
Teman saya itu pernah berkata, “Bapak dan keluarganya itu akan lebih dulu masuk ke dalam kemuliaan, daripada kita-kita yang hidupnya nyaman dan dimanja umat.”
Benar kata bapak itu, jalan masuk ke surga itu memang sulit. Kita harus berjuang. Bagaimana caranya?
Yesus memberi jawaban secara tidak langsung, “Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!”
Artinya mereka yang melakukan kejahatan tidak akan bisa masuk melalui pintu yang sempit itu. Hanya mereka yang melakukan kebaikan, kebenaran, keadilan bisa masuk.
Orang yang mau berkorban demi kebaikan orang lain, mereka akan berhasil melewati pintu yang sempit itu.
Manakah yang anda pilih, berjuang melalui pintu yang sempit tetapi selamat atau “leha-leha” lewat pintu yang lebar namun tidak selamat nantinya?
Keputusan ada pada anda sendiri.
Romo Bambang menjerti-jerit
Melihat jubah putih tergantung di kamarnya
Jalan ke surga pintunya sempit
Sangat nyamanlah pintu menuju neraka
Cawas, suatu senja