SETIAP orang pasti pernah mengalami saat-saat kritis dalam hidupnya. Di saat seperti itu orang harus berani mengambil pilihan dengan berbagai konsekuensinya.
Pada saat retret, seorang frater harus memutuskan maju atau mundur pada pilihan panggilan. Pada HUT perkawinan sepasang suami istri meneguhkan kembali janji setianya. Pada malam Paskah setiap orang Kristen mengulang lagi janji baptisnya.
Momen-momen itu mengingatkan pada kasih setia Allah.
Yosua mengajak bangsanya untuk memilih setia kepada Allah yang lebih dulu setia mengantar bangsanya ke tanah terjanji.
Bacaan kedua juga mengingatkan suami yang meninggalkan ayah dan ibunya untuk bersatu dengan istrinya. Dalam Injil, Yesus menantang murid-muridNya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”
Petrus mewakili rekan-rekannya memilih tetap percaya pada Yesus. “Tuhan kepada siapa kami akan pergi? SabdaMu adalah sabda hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu bahwa Engkaulah Yang Kudus dari Allah”.
Kendati orang lain mundur, kendati banyak kesulitan, kendati tidak mudah mengikuti Yesus, tetapi Petrus tetap yakin. Scio cui credidi. Saya tahu kepada siapa saya percaya.
Apakah anda yakin kepada siapa anda beriman? Apakah anda berani menerima konsekuensinya?
Selamat merenungkan. Salam Emas Asian Games. Indonesia Jaya.