Ujung-ujungnya jelas, dari masa putar aslinya yang bisa naik tayang selama 4 jam akhirnya hanya menjadi lebih “pendek” selama kurang lebih 115 menit saja.
Apakah benar LSF telah memainkan gunting tajamnya hingga Soegija tampil menjadi lebih pendek?
Tentang rumor yang tidak mengenakkan ini, Romo Murti Hadi Wijayanto SJ dari Puskat Pictures menegaskan, tidak ada gunting sensor apa pun terhadap film layar lebar pertama hasil produksi Studi Audio Visual Puskat Yogyakarta ini.
“Isu berita pemotongan oleh LSF itu tidak benar. Puskat Pictures menyerahkan materi film ke LSF sama persis dengan film yang kini masih telah beredar di masyarakat,” kata Romo Murti Hadi Wijayanto SJ kepada Sesawi.Net, Rabu (13/6) petang ini.
“Sekali lagi, LSF tidak melakukan pemotongan apa pun dari materi film Soegija. Hasilnya sama pleg seperti yang telah kami serahkan,” tandas Jesuit kelahiran Panca Arga, Magelang ini kepada Sesawi.Net.
Sebelumnya di beberapa milis katolik dan umum telah kencang beredar rumor bahwa LSF telah memainkan gunting tajamnya untuk membabat adegan-adegan yang berisi semangat nasionalisme Mgr. Albertus Soegijapranata SJ dan kedekatan beliau dengan Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno. Rumor tidak akurat ini tentu saja telah menimbulkan banyak interpretasi negatif, jangan-jangan kebebasan berekspresi masih dikebiri oleh LSF.
Ternyata, rumor tetaplah rumor dan semua berita mengenai isu pemotongan fllm Soegija hanyalah hoax (berita bohong) dan isu itu juga tidak benar.
Menjadi dua jam saja
Sebelumnya, Sesawi.Net juga sudah merilis pernyataan para pekerja film tentang proses editing yang lazim dan biasa dilakukan oleh produser, sutradara, film editor sebelum akhirnya sebuah film bisa dirilis ke khalayak.
Nah, sebagai fotografer tentu saja puluhan bahkan ratusan frame yang berhasil kita bidik atas satu adegan peristiwa itu tidak akan kita pakai semua. Kita akan memilih dan menyeleksi mana saja hasil jepretan yang paling bagus dan itu kita serahkan kepada pengantin baru itu sebagai hadiah atau kenangan.
Apalagi kalau kita berperan sebagai foto spesialis wedding yang sengaja di-hire untuk kepentingan mengabadikan momen penting dalam hidup bahtera rumah tangga itu. Yang kita serahkan tentu saja foto-foto (frames) yang bagus dan artistik. Lainnya kita simpan atau bisa juga kita delete.
Demikian pula puluhan rol hasil syuting film hanya akan dipakai sesuai kebutuhan cerita, setting peristiwa, dan skenario cerita. Jadi, kalau aslinya film Soegija bisa diputar selama 4 jam dan kemudian ditayangkan hanya selama 115 menit saja, itu murni karena hasil proses editing sesuai kebutuhan.
“Rol-rol asli hasil syuting itu masih kami simpan rapi di Puskat Pictures sebagai dokumentasi,” kata Romo Murti Hadi Wijayanto SJ kepada Sesawi.Net beberapa pekan lalu.
Photo credit: Soegija in Frames (Puskat Pictures)
Artikel terkait:
- “Soegija”, dari Empat Jam Menjadi Dua Jam Saja
- Puskat Pictures Belum Buat DVD “Soegija”, yang Dirilis Baru CD Soundtrack dan Trailernya
begitu?? saya pun bertanya-tanya apa betul film itu sudah disunat? ketika saya menyaksikan film itu, saya merasa tidak ada hubungannya antara judul dan isi film, berebeda ketika saya menyaksikan transformer yang memang ceritanya tentang robot-robot atau film tanda tanya yang memang membuat saya bertanya-tanya