Home BERITA Qatar, Negeri Elok yang Bisa Terisolir di Timur Tengah

Qatar, Negeri Elok yang Bisa Terisolir di Timur Tengah

0
Ilustrasi (Ist)

ENAM negara Arab di kawasan Timur Tengah  pada hari Senin tanggal 5 Juni 2017 telah mutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar karena alasan keamanan. Ini besar kemungkinan akan berdampak sangat serius pada Qatar, negara kaya dengan deposit berlimbah gas alam ini.

Laporan BBC terbitan hari Senin petang ini merilis beberapa ‘skenario’ terburuk yang akan dialami Qatar. Utamanya pasca diberlakukannya ‘zona tak boleh terbang’ terhadap  maskapai penerbangan nasional Qatar Airways memasuki kawasan udara Arab Saudi dan lima negara Arab lainnya yang putus hubungan diplomatiknya dengan Qatar.

Ke-6 negara itu adalah Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Yaman, dan terakhir Libya.

Baca juga:   Putus Hubungan Diplomatik dengan Qatar, UEA Tutup Penerbangan dari dan ke Doha

Berikut ini prediksi skenario buruk, ketika putusnya hubungan diplomatic dengan enam negara tersebut akan mulai berdampak serius bagi Qatar.

Dampak ekonomi
Ibu kota Doha dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi magnit luar biasa untuk investasi asing. Dengan dibekukannya trayek penerbangan regular ke beberapa negara Arab tetangga dari dan ke Doha, maka besar kemungkinan dampak ekonomi akan segera terasa.

Menjadi terisolir
Posisi geografis teritori Qatar seperti pulau kecil yang ‘menempel’ pada dataran besar Arab  Saudi. Qatar berbatasan langsung di wilayah darat bagian barat dengan Negeri Petro Dolar ini. Dengan keputusan Arab Saudi menutup perbatasan dan ‘mengunci’ akses utama melalui jalur darat menuju kawasan Timur Tengah ini, maka Qatar dengan sendirinya akan terisolir dari ‘dunia luar’.

Akses penting yang masih terbuka bagi Qatar hanyalah melalui jalur laut, karena akses udara juga sudah ‘dikunci’ oleh Arab Saudi dan negara-negara lain yang memutuskan kontak diplomatiknya.

Kelangkaan suplai bahan makanan
Ini bisa terjadi, karena satu-satunya akses masuk ke daratan Qatar hanya melalui daratan Arab Saudi dan kini akses utama itu sudah ditutup. Dalam sehari saja, puluhan truk-truk besar bermuatan aneka bahan makanan masuk ke Qatar melalui daratan Arab Saudi. Dengan ditutupnya akses masuk dari dan menuju Arab Saudi, boleh dibilang Qatar akan ‘mati kutu’.

Siapkah jadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2022?
Mungkinkah Qatar masih dianggap ‘layak’ sebagai tuan rumah untuk Piala Dunia tahun 2022 mendatang. Memang waktunya masih jauh, tapi kalau urusan keamanan dan hubungan diplomatic dengan sejumlah negara tetangganya memburuk, maka persiapan menjadi tuan rumah yang baik bagi Piala Dunia 2022 bisa runyam.

Waktu terbang lebih lama
Penerbangan lanjutan dari Asia ke Eropa dan sebaliknya bisa terganggu. Ini karena posisi  Bandara Udara Internasional Hamad menjadi ‘hub’ antara kedua benua itu. Kalau dari Doha, penerbangan menuju beberapa titik terkenal di Eropa hanya makan waktu selama enam jam, maka dengan ditutupnya kawasan udara Arab Saudi bagi Qatar Airways penerbangan akan butuh waktu lebih lama lagi: sekitar 8-9 jam. Itu berarti terjadi kenaikan ongkos operasional maskapai tersebut.

Mari kita berdoa agar krisis politik di kawasan Timur Tengah ini segera kembali normal seperti sedia kala.

Sumber: BBC

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version