Home BERITA Ragi Kemunafikan

Ragi Kemunafikan

0
Ilustrasi: Munafik. (Ist)

Puncta 15.10.21
PW. St. Teresa dari Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja
Lukas 12: 1-7

SAYA senang sekali makan tape. Baik tape ketan maupun yang terbuat dari ubi singkong. Kalau tape ketan, makannya disendok pakai emping melinjo.

Nikmat sekali.

Cara membuat tape itu sedikit rumit. Beras ketan direndam air selama tiga jam. Kemudian dikukus dan ditiriskan sampai dingin. Setelah dingin ditaruh di nampan dan ditaburi ragi sampai rata.

Ditunggu dua-tiga hari, ragi itu akan meresap secara perlahan-lahan dan terjadi fermentasi.

Katanya, perempuan atau gadis yang lagi menstruasi tidak boleh membuat tape ketan. Nanti tapenya akan ada warna merah jingga. Kalau tidak percaya, cobalah.

Ragi itu bekerja perlahan-lahan namun merata, hingga ketan terfermentasi berubah rasanya menjadi manis dan sedikit asam.

Tidak terasa ragi itu mengubah ketan menjadi tape.

Yesus mengingatkan kepada murid-murid-Nya tentang ragi kemunafikan kaum Farisi. Kemunafikan diumpamakan seperti ragi yang bekerja secara perlahan-lahan, tidak disadari, namun akhirnya mengubah segalanya.

Yesus berkata, “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan kaum Farisi. Tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi yang takkan diketahui.”

Ragi itu memang tidak kelihatan bekerjanya. Namun pada akhirnya akan terbukti hasilnya.

Kalau sejak kecil sudah ditanamkan kebencian terhadap teman yang berbeda, ragi intoleran dan radikal mulai ditebarkan.

Kalau yang ditekankan hanya baju luar, bukan inti terdalam dari ajaran agamanya yaitu kasih sayang, rahmat bagi seluruh insan, maka ragi kemunafikan ala Kaum Farisi itu masih akan menyebar.

Tapi Yesus mengingatkan kepada sahabat-sahabat-Nya, “Janganlah kalian takut.”

Suatu saat apa yang tersembunyi akan terbuka terang benderang.

Orang Jawa bilang, “Becik ketitik, ala ketara.” Yang baik akan dipetik, yang jahat akan terlihat.

Seekor burung tidak takut berpijak pada ranting yang kering, karena ia percaya pada kepak sayapnya. Burung pipit tidak kawatir walau dia tidak menanam, namun hidupnya sudah diatur oleh Allah.

Begitu pun kita tidak perlu risau dengan kehidupan. Tuhan mahatahu segala keperluan kita.

Kita hanya diminta percaya dan hidup seturut kehendak-Nya. Apakah kehendak-Nya?

Janganlah takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi takutilah Dia yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka.”

Janganlah takut pada kaum munafik, tetapi takutilah Tuhan yang menguasai kehidupan. Orang munafik tak punya kuasa apa-apa. Dia akan diadili oleh Tuhan juga. Bahkan Tuhan berkuasa melemparkannya ke dalam neraka.

Ke Ketapang lewat Sungai Kelik.
Singgah di Siduk beli bubur.
Orang munafik bakal kecelik,
Orang jujur tetap bakal mujur.

Cawas, hidup jujur….

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version