Home BERITA Rasul Awam di Luar Jawa

Rasul Awam di Luar Jawa

0
Ilustrasi: Keramahan masyarakat Dayak di pedalaman kawasan hulu Sungai Laur, Paroki Sepotong, Keuskupan Ketapang, Kalbar. (Meiva Lomboan)

BAPERAN – BAcaan PERmenungan hariAN.

Kamis, 30 September 2021.

Tema: Sebuah alasan.

  • Neh. 8: 1-4a, 5-6, 7b-12.
  • Luk. 10: 1-12.

ALASAN bisa menjadi sebuah motivasi. Motivasi dapat menjadi penjernih hidup.

Alasan dan motivasi bisa menjadi kekuatan hidup yang lebih bermakna. Baik bagi dirinya sendiri, sesamanya maupun Tuhan.

Milikilah alasan untuk hidup.

Hidup itu sendiri merupakan sebuah pilihan sekaligus perjuangan. Memang banyak yang  mengatakan hidup itu adalah sebuah anugerah, sebuah kesempatan, sebuah pemberian, sebuah kasih dari Sang Pemberi Hidup dan sesamanya.

“Kemudian dari pada itu, Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.” ay 1.

Diutus itulah identitas beriman kita. Pribadi yang diutus.

Pengutusan adalah kerinduan dekat pada Tuhan Yesus. Sekaligus hasrat dan berbagi pada umat-Nya. Pengutusan juga dapat berarti bahwa Tuhan sendiri ingin memakai hidupku untuk semakin mendekati dan menjadi salah satu dari umat kudus-Nya.

Penggiat paroki

“Udah berapa lama pak terlibat dalam kegiatan gereja?”

“Aduh sudah lama sekali Romo. Sejak Romo X,” kata bapak ini menyebut sebuah nama romo yang berasal dari negara lain.

“Menarik sekali, bagaimana ceritanya?”

“Iya dia itu romo saya. Saat SD, saya dibaptis. Orangtua pindah di kota ini.

Suatu ketika romo berkata, ‘Apakah kamu mau bekerja untuk Gereja?’

Tanpa bimbang, saya berkata akan menyediakan waktu di sela-sela pekerjaan. Saya memang ingin dekat dengan Gereja. Menjadi orangnya Gereja.

Terjadilah demikian.

Saya sering diajak romo pergi ke stasi-stasi. Saya melihat kegembiraan dan kasih yang ada dalam diri romo. Almarhum pastor selalu bergembira, bila bertemu dengan umat dan betah berbicara.

Saya mengamati dan belajar bagaimana umat merindukan kehidupan religius yang lebih baik.

Saya pun mengalami dan memahami kerinduan dan merasakan kelemahlembutan, kebaikan mereka.

Akhirnya saya memutuskan berhenti bekerja dan full membantu Gereja.

Saya ingat pertama saya diutus untuk membagi komuni bagi yang sakit. Saya melaporkan ke romo apa yang terjadi. Katakanlah saya sebagai pengawal kehadiran romo dan Gereja.

Saya bahagia dan senang. Saya mengupayakan agar isteri dan anak-anak terlibat dalam kehidupan Paroki.

Yang lucunya, kadang saya berperan seolah-olah sebagai romo. Tapi romo yang berkeluarga. Dan memang banyak juga masyarakat yang memanggil saya romo,” kisahnya sedemikian panjang.

“Bukan,” kataku.

“Pergantian dan perpindahan romo saya ikuti dengan hati gembira. Mereka tidak pernah menghambat bahkan menambah tugas-tugas yang lain. Yang sangat membantu kesejahteraan kami diperhatikan oleh Gereja. Kesehatan dan pendidikan anak-anak diperhatikan,” lanjutnya.

“Apakah ada kesan selama menjadi pribadi yang diutus?

“Kalau soal pekerjaan dan pengutusan, saya itu seperti bayangannya romo. Dan romo selalu berkata, ‘Usahakanlah menyapa umat, menjawab pertanyaan mereka dengan lembut dan dengan hati yang gembira. Katakanlah yang baik. Janganlah terlibat dalam kelompok apa pun atau omongan yang membicarakan orang lain.’

Dan sejak dulu, saya mengalami banyak kebaikan umat. Soal kehidupan duniawi dan materi, saya tidak khawatir. Umat sungguh memperhatikan dengan bantuan-bantuan kecil. Dan itu selalu.

Yang menarik, sering diminta oleh romo-romo di paroki, siapa dan bagaimana keadaan umat yang saya kunjungi. Terlebih soal rumah dan kehidupan ekonomi mereka. Kesannya bukan hanya sebagai informan, tetapi pintu masuk bagi Gereja untuk mengambil tindakan kasih.

Inilah yang membanggakan saya. Pelayanan saya dihargai dan berdampak juga bagi umat yang perlu mendapat perhatian,” jelasnya.

Saya kagum dan girang mendengar kesaksian Bapak ini. Ia dikenal sebagai pribadi yang baik, lembut dan penuh kasih. Hidupnya sederhana, tapi hepi.

Nehemia menulis, “Sukacitalah karena Tuhan itulah perlindunganmu.” ay 11b.

Tuhan, kobarkan dalam diri umat-Mu hasrat sebagai  misionaris bagi sesamanya. Amin.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version