Puncta 21.11.22
PW. St. Maria dipersembahkan kepada Allah
Lukas 21: 1-4
YESUS sering mengambil contoh kehidupan para perempuan dalam pengajaran-Nya. Banyak perempuan yang mengikuti-Nya dan ikut terlibat dalam karya kerasulan-Nya.
Mereka antara lain Maria Magdalena, Yohana istEri Kuza, Susana. Yesus juga dekat dengan Marta dan Maria dari Betania. Ada juga Salome, Maria ibu Yakobus, istEri Kleopas.
Dunia perempuan tidaklah asing bagi Yesus dan malah memberi inspirasi bagi katekese-Nya.
Yesus sering berdiskusi atau menggunakan mereka sebagai ilustrasi perumpamaan. Misalnya Yesus berdialog dengan perempuan Samaria.
Ia memakai perumpamaan tentang gadis bijaksana dan gadis bodoh.
Dalam perikop ini Yesus memperhatikan gerak-gerik seorang perempuan yang memberikan persembahan di Bait Suci. Ia adalah seorang janda miskin.
Janda ini menarik perhatian Yesus karena ia memberikan dua peser uangnya untuk Tuhan di peti persembahan.
Satu peser sama dengan seperseratus duapuluh delapan dinar. Peser sering juga disebut dengan lepton, yang artinya kecil atau receh.
Peser itu berarti nilai uang yang paling rendah. Kalau seorang buruh digaji sehari satu dinar, peser yang dimiliki janda itu berarti sangat kecil sekali.
Bagi janda itu, uang sebanyak dua peser itu sangat berarti. Itu jatah makan untuk hidupnya. Dan mungkin tidak cukup untuk dirinya sendiri. Tetapi dia mempersembahkan semuanya untuk Tuhan.
Dibanding dengan kaum kaya yang memberikan dari sisa kelimpahannya, persembahan janda itu tidak ada apa-apanya. Tetapi dari sisi kualitas, uang janda itu adalah segala-galanya.
Dari kisah ini kita belajar tentang ketulusan hati. Seorang janda miskin yang sering tidak diperhitungkan justru memberi dengan tulus ikhlas.
Ia tidak memikirkan hidupnya sendiri, namun seluruh miliknya diberikan untuk Tuhan. Hal ini pasti didasari keyakinan bahwa Tuhan pasti akan memeliharanya.
Ada yang bilang, “Rezeki sudah diatur oleh Tuhan.”
Yang kedua kita bisa belajar tentang kualitas, bukan kuantitas. Orang kaya itu memberi banyak namun dia tidak akan kekurangan apa-apa. Dia masih tetap memiliki cadangan harta yang berlimpah untuk masa depannya.
Walaupun secara kwantitas kecil, namun pengorbanan janda itu nilainya lebih tinggi.
Yang ketiga kita belajar tentang totalitas. Janda miskin itu memberi secara total, tidak setengah-setengah.
Janda itu memberikan persembahan dari kekurangannya, bahkan ia memberikan seluruh nafkahnya.
Sudahkah kita mempersembahkan diri kita secara total kepada Tuhan? Apakah kita berani memberikan yang terbaik kepada Tuhan?
Hujan merata turun dimana-mana.
Sawah terendam air seperti samudra.
Janda miskin tidak banyak hartanya,
Ia memberikan apa yang dia punya.
Cawas, waspadai musim hujan tiba….