Home BERITA Rekoleksi Pengurus Lingkungan dan Pengurus Bidang Paroki Katedral Malang

Rekoleksi Pengurus Lingkungan dan Pengurus Bidang Paroki Katedral Malang

0
Paroki Katedral Malang - peserta rekoleksi. (Laurensius Suryono)

DIPILIH berarti dikehendaki untuk menjadi pelayan dengan Allah sendiri yang menjadi Pemimpinnya. Pelayan dalam arti menggembalakan domba-domba yang dipercayakan kepada kita.

Jangan takut dipilih karena bermakna dikasihi untuk diberi yang terbaik umat Yesus. Lihat Petrus dikasihi Allah dan diutus menggembalakan domba-dombaNya (bdk. Yoh.21:15-17).

Menggembalakan domba-domba sama dengan ikut serta melayani domba-domba yang dipercayakan. Yesus yang hadir dan melayani juga berkorban dan mengasihi domba-dombaNya.

Demikian pengantar masuk ke dalam tema rekoleksi “Dipilih untuk Melayani”. Selanjutnya nara sumber tunggal yakni Pastor Paroki SPMGK Katedral Malang Romo Emanuel Wahyu Widodo Pr menyampaikan tiga tahapan berikut :

  • Transformasi

Orang sibuk mempunyai manajemen waktu yang lebih sistematis jika dibandingkan dengan mereka yang nganggur. Mereka yang sibuk dapat mengatur waktu dengan baik walaupun banyak tugas yang harus dilaksanakan dalam kesehariannya, baik itu tugas yang berhubungan dengan kehidupan keluarga, tugas kemasyarakatan dan tugas pelayanan kepada umat beriman.

Motivasi pelayanan kita juga akan dimurnikan dengan berbagai tantangan yang akan kita temui baik dalam bentuk kecurigaan orang lain kepada kita, risiko dicemooh dan dicela. Hendaknya semua itu semakin membuat kita kuat untuk bertahan dalam tugas pelayanan karena Yesus sendiri siap untuk membela para pelayannya. Yesus siap untuk mengasihi para gembalaNya.

Paroki Katedral Malang – Berbagi pengalaman Mmelayani di lingkungan.

Peristiwa dikasihi Tuhan dalam berbagai wujudnya dalam diri kita masing-masing layak untuk dijawab dengan kasih pula. Peristiwa kasih dapat menjadi titik formasi pembentukan iman kita. Kita lihat perempuan-perempuan yang tersentuh perasaannya oleh Yesus, mereka dikasihi dan dihargai (Lukas 8:1-3).

Dalam tahap transformasi ini Romo Emil juga memberi kesempatan beberapa bapak/ibu untuk membagikan pengalamannya ketika belum menjadi pengurus dan kemudian bersedia dan siap diutus menjadi Pengurus Lingkungan atau Pengurus Bidang di Paroki SPMGK Katedral Malang.  

  • Spiritualitas semangat melayani

Nara sumber mengawalinya dengan cerita tentang Bunda Theresa dari Calcutta yang terinspirasi kisah karya misi dari buku-buku bacaan para kudus, dan para misionaris yang dibacanya. Kisah ini membuat hati Bunda Theresa peka dengan keadaan di sekitarnya, Ia gelisah dengan kemiskinan dan kejahatan. Ia mencari yang terbuang, teracuhkan dan tak dikasihi.

Maka nara sumber mengajak semua peserta untuk peka melayani umat Allah, banyak umat di lingkungan yang terbelenggu; terbelenggu ekonomi, terbelenggu karena sakit juga terbelenggu karena hidup sendiri. Mari kita menemani mereka sebagai sahabat karena anda semua yang peka melayani umat Allah.

Sebaliknya masih ada banyak potensi-potensi dalam diri umat beriman yang belum didayagunakan karena terbelenggu oleh ketidaktahuan, oleh karenanya kita diajak untuk mengangkat potensi-potensi yang ada di lingkungan itu dalam tugas pelayanan.

  • Pelayanan milenial makin bersaudara

Dalam pelayanan Yesus juga memilih dan mengumpulkan murid-nya (Luk.6:12-16), Yesus tidak ingin berjuang sendiri ingin ada tim yang solid dan relasional. Para murid yang dipilih kemudian disiapkan diajarkan visi-misi untuk mendapatkan arahan. Para murid mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, perbedaan untuk saling melayani dan melengkapi.

Paroki Katedral Malang – Pastor Paroki Romo Emanuel Wahyu Widodo Pr menjadi narsum.

Rekoleksi yang diikuti oleh para Wakil Pengurus Lingkungan se Paroki dan Pengurus Bidang Paroki SPMGK Katedral Malang dilaksanakan di Rumah Khalwat Syalom Batu pada Minggu 19 Mei 2019.

Semangat para peserta sungguh luar biasa itu terlihat dari kehadirannya sebelum pukul 08.00 WIB dan setia mengikuti semua proses secara aktif sampai akhir.

Paroki Katedral Malang – Tim Bidang Kesaksian menyemangati rekoleksi.

Suasana rekoleksi menyenangkan karena nara sumber menyampaikannya dengan serius dan santai, sekali-sekali tawa peserta dibuatnya meledak, dalam sebuah aula yang tidak gerah karena udara di Kota Batu yang bersahabat.

Main peran kerja ama sebagai orang buta dan buntung tangannya juga sangat membantu untuk masuk dalam semangat melayani, juga ekspresi para pengurus Bidang Kesaksian dalam ice breaking di awal maupun setelah makan siang membuat peserta tidak ngantuk.

Kredi foto: L. Suryono

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version