Bacaan 1: Yak 4:1-10
Injil: Mrk 9:30-37
Dalam sebuah percakapan antara tukang cukur dengan yang dicukur terjadi perdebatan. Mereka memperdebatkan apakah Allah itu benar-benar ada. Tukang cukur ‘keukeuh’ (bersikeras) bahwa Allah itu tidak ada karena dia sudah berdoa namun tetap saja hidup menderita (oleh kemiskinan).
Lantas orang yang dicukur melihat orang gila (ODGJ) diluar jendela yang berambut gondrong.
Ia bertanya kepada tukang cukur, kenapa orang gila itu rambutnya gondrong. Dengan cepat tukang cukur menjawab, karena tidak pernah datang padanya untuk minta digunting rambutnya.
Tukang cukur masuk dalam jebakan pertanyaannya:
“Sama halnya kamu, karena tidak pernah berdoa dengan benar dan datang pada-Nya maka Allah pun juga tidak mau datang padamu mendengar keluhanmu!”
Jawaban singkat dan “skakmat”
Santo Yakobus dalam peneguhannya kepada orang-orang Yahudi mengajar agar hidup dengan benar. Banyak orang waktu itu terlalu memikirkan duniawinya sehingga kehidupan beragamanya menjadi melenceng. Berdoa memohon sesuatu demi nafsu dan bukan untuk kebaikan.
Mereka beribadah dan berdoa memohon sesuatu namun tidak memperoleh apa-apa karena cara berdoanya yang salah. Mereka terlalu congkak dihadapan Allah dan dalam doa mungkin terkesan “memerintah Allah”.
Sebagian dari mereka bahkan terjerumus dalam penyembahan kepada berhala karena menganggap Allah itu tidak pernah hadir dalam hidupnya.
“Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.
Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.”
Demikian tegur Santo Yakobus kepada mereka.
Dalam pengajaran-Nya kepada para murid, Tuhan Yesus juga mengajarkan agar para pengikut-Nya senantiasa rendah hati di hadapan-Nya. Mereka sibuk mengurus kehormatan duniawi, padahal saat itu Tuhan Yesus sedang berbicara tentang kematian dan kebangkitan-Nya.
“Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.”
Tuhan mengajar kerendahanhati dengan perumpamaan kesediaan peduli pada anak kecil (makhluk tak berdaya).
Pesan hari ini
Datanglah pada Tuhan dalam doamu dengan penuh kerendahan hati. Maka Allah akan datang padamu untuk mendengarkan keluhanmu, sebab Dia benar-benar ada untukmu.
Tak perlu kuatir, karena Tuhan punya segalanya.
“Kebesaran dan kehormatan bukanlah tentang pamer diri, tetapi tentang merendahkan hati.”