Home BERITA Renungan – Hadir untuk Bersaksi

Renungan – Hadir untuk Bersaksi

0
Ilustrasi - dokter melayani di daerah terpencil. (ist)

Renungan Harian
Kamis, 20 Mei 2021
Bacaan I: Kis. 22: 30; 2: 6-11
Injil: Yoh. 17: 20-26
 
BEBERAPA waktu lalu, saya bertemu dengan seorang dokter yang saya kenal pada waktu saya tugas di Timor Timur.

Pada waktu itu, ia masih menjalani program PTT (Pegawai Tidak Tetap) di pedalaman Timor Timur. Ia amat dicintai oleh masyarakat di sana, karena dia sungguh-sungguh mendedikasikan hidupnya untuk melayani masyarakat.

Dalam segala keterbatasan fasilitas pelayanan kesehatan tidak menyurutkan langkahnya untuk tetap memberi pelayanan yang baik bagi masyarakat.
 
Dalam perjumpaan itu, ia bercerita bahwa setelah selesai pendidikan dokter spesialis, dia menjalani tugas di daerah terpencil lagi.

Salah seorang yang ikut dalam perjumpaan itu bercerita bahwa dokter ini amat disayang oleh masyarakat tempat menjalankan tugas. Ia memberikan hidupnya sungguh untuk masyarakat.

Meskipun ia adalah seorang dokter spesialis, tetapi tidak pernah meminta bayaran untuk praktik di luar jam dinasnya.

Ia sungguih-sungguh memberikan pelayanan secara cuma-cuma.
 
Saat saya bertanya mengapa dari terpencil ke terpencil lagi, dia dengan berkelakar kalau habitatnya di tempat terpencil.

Ia mengatakan bahwa kehadirannya di daerah-daerah yang terpencil itu memberi kesaksian. Ia mengatakan kesaksiannya bukan bahwa dokter itu baik, tetapi memberi kesaksian bahwa Tuhan itu baik sehingga selalu memperhatikan umatnya.

Kesaksian pertama lewat pelayanannya.

Masyarakat yang dilayaninya mengalami Tuhan itu baik, mereka menerima pelayanan dengan cuma-cuma, dan dilayani dengan penuh kasih.

Kesaksian yang kedua lewat hidupnya sendiri.

Meskipun memberikan pelayanan cuma-cuma dan mengandalkan hidup dari gaji sebagai pegawai negeri, ternyata dia tetap merasa berkelimpahan.
 
“Wow, pengabdian yang luar biasa,” kata saya dalam hati.

Di saat banyak orang ingin hidup nyaman dengan segala fasilitas yang lengkap, tinggal di kota dengan segala hiburan dan kemudahannya, tetapi ia memilih untuk di pelosok agar bisa memberikan pelayanan untuk masyarakat pelosok.

Lewat hidup dan karyanya menjadi kesaksian bagi banyak orang akan kasih dan kebaikan Tuhan.
 
Sebagaimana pengalaman St. Paulus sejauh diwartakan dalam Kisah Para Rasul, dipanggil dan diutus untuk menjadi saksi dari satu daerah yang sulit dan berbahaya ke daerah lain yang tidak kalah sulit dan berbahayanya.

“Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisi Paulus dan berkata kepadanya, “Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian juga lah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.”
 
Bagaimana dengan aku?

Adakah aku telah memberi kesaksian tentang kasih dan kebaikan Allah lewat hidupku?
 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version