Home BERITA Renungan Harian 03 Juli 2020: Mbah Putri

Renungan Harian 03 Juli 2020: Mbah Putri

1
Ilustrasi - Mbah Putri by ist

Pesta St. Thomas Rasul
Bacaan I: Ef. 2: 19-22
Inji: Yoh. 20: 24-29
 

MBAH Putri, begitulah aku biasa memanggil ibu dari ibuku. Mbah Putri ini orang desa, dan tidak pernah bersekolah, karenanya ia tidak bisa membaca dan menulis. Akan tetapi kalau menghitung, kali, bagi, tambah dan kurang luar biasa pandai, asal berkaitan dengan uang.
 
Saya tidak tahu persis mbah putri agamanya apa, tetapi Mbah Putri tidak pernah menjalankan ritual agama apa pun.

Kendati Mbah Putri “tidak beragama”, namun ia selalu mengingatkan kami untuk selalu berdoa agar mendapatkan berkat. Sering kali Mbah Putri meminta kami untuk berdoa secara khusus untuk ujub khusus.
 
Suatu ketika, aku melihat Mbah Putri duduk bersimpuh di kebun, bagiku nampak sedang berdoa. Aku tidak berani mengganggu maupun bertanya.

Namun ketika lain waktu aku melihat Mbah Putri sedang bersimpuh lagi, esok harinya aku memberanikan diri untuk bertanya tentang apa yang Mbah Putri lakukan.
 
Mbah Putri menjawab bahwa ia sedang berdoa. Ia mohon keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan untuk anak, mantu, dan cucu-cucu.

Aku bertanya: “Mbah Putri berdoa kepada siapa? Ke penunggu pohon jambu?” (karena simbah bersimpuh di bawah pohon jambu).

“Hush, gak boleh ngomong begitu, Mbah Putri berdoa pada Gusti,” jawabnya.

“Lha Gusti-nya Mbah Putri itu siapa atau yang mana?,” tanyaku.

“Embuh le, Mbah Putri gak tahu, pokoknya Mbah Putri berdoa kepada yang membuat dan memberi hidup,” jawabnya.
 
Ketika di lain waktu aku tanya lagi tentang Gusti-nya Mbah Putri, saat ia menemaniku tidur, Mbah Putri menjawab:

“Le, Mbah Putri itu orang bodo, orang buta huruf. Kalau ditanya siapa Gusti-nya, Mbah Putri tidak tahu. Mbah Putri gak punya agama dan gak ngerti agama. Tetapi Mbah Putri percaya pada Gusti. Mbah Putri percaya Gusti yang membuat dan memberi hidup.

Le, Mbah Putri gak bisa menerangkan bagaimana-bagaimananya, Mbah Putri hanya bisa merasakan bahwa Gusti menjadi sumber berkah dan memberi berkah. Mbah Putri hanya merasakan bahwa Gusti menjamin hidup kita. Maka, Mbah Putri selalu manembah lan ngabekti (bersujud dan memuji).

Mbah Putri pasrah bongkokan karo sing nggawe urip, lan sakdremo nglakoni urip. (Mbah Putri berserah penuh dengan yang membuat hidup, dan menjalani hidup sesuai dengan berkatnya).”
 
Bagiku Mbah Putri dan kiranya banyak orang lain yang menghayati hubungan dengan Tuhan seperti itu adalah orang-orang yang disebut bahagia oleh Yesus: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.”

Sedangkan aku yang berpikir rumit tentang Allah jadi kehilangan Allah, karena Allah tidak kurasakan dan hidupku.
 

1 COMMENT

  1. Mbah putri percaya tanpa perlu ngerti. Apakah saya termasuk yg rumit dalam mengenal Allah sehingga kehilangan Allah? Saya selalu berupaya paham apa yg saya imani baru bisa merasakan kehadiran Allah dalam hidup saya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version