Home BERITA Renungan Harian 11 Juni 2020: Salam

Renungan Harian 11 Juni 2020: Salam

0
Ilustrasi - Salam by ist


PW. St. Barnabas Rasul

  • Bacaan I: Kis. 11: 21b-26; 13: 1-3
  • Injil: Mat. 10: 7-13

PADA waktu retret frater-frater skolastik, saya didampingi oleh Romo Alex Dirjo, SJ. Dalam kesempatan wawancara saya bicara tentang kesombongan saya.

Betapa sulit untuk berubah dan betapa sulit bagi saya untuk sedikit saja mengurangi. Saya sudah berdoa mohon kerendahan hati, tetapi kok tidak berubah.

Romo Alex dengan tenang dan tersenyum memberikan nasehat. Nasehat beliau dalam bentuk cerita pengalaman beliau waktu ikut kursus P. Anthony de Mello di India. 

Waktu kursus, ketika ditanya soal mohon kerendahan hati, P. Anthony de Mello menjawab:

“Jangan mohon kerendahan hati. Tetapi mohonlah kemampuan untuk menghormati orang lain, maka pada waktunya kerendahan hati akan menjadi anugerah dengan sendirinya.”

Dalam kenyataannya, menghormati orang lain juga bukan perkara mudah. Menghormati orang yang aku kagumi dan padanya aku segan maka akan mudah dilakukan. Akan tetapi menghormati orang-orang yang menurut aku biasa-biasa, sederhana dan kecil, betapa sulitnya.

Ketika di kesempatan lain saya bertemu dengan Romo Alex, saya membicarakan kesulitan itu. Beliau memberikan saran yang amat sederhana.

Beliau mengatakan mulailah dengan memberi salam terlebih dahulu. Belajar menyapa dan memberi salam lebih dahulu adalah bentuk penghormatan kepada orang lain.

Dengan memberi salam dan sapaan maka aku menempatkan orang lain sejajar dengan diriku, aku memanusiakan orang lain. Salam dan sapaanku kepada orang lain, akan menjadi berkat bagi mereka yang menerimanya.

Sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan Matius: “Apabila kamu masuk ke rumah orang berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya salammu itu turun ke atasnya. Jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.”

 Memberi salam, berarti aku menunjukkan sikap hormatku, menghormati keberadaanya, dan memberikan damai. Sesungguhnya hal yang amat sederhana, tetapi seringkali menjadi sulit untuk dilakukan. Lebih sering terjebak dengan salam basa basi dari pada salam penuh ketulusan hati.

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version