- Bacaan I: 1Raj. 21: 17-29
- Injil: Mat. 5: 43-48
BEBERAPA tahun lalu ada berita kriminal yang mengejutkan, di mana seorang remaja putri dibunuh oleh sepasang remaja dan jenasah korban dibuang di pinggir jalan tol. Kemudian yang diketahui bahwa pria pembunuh itu adalah mantan pacar korban.
Korban adalah putri tunggal sebuah keluarga. Bisa dibayangkan betapa hancur orangtua korban, melihat puetrinya harus meninggal dengan cara seperti itu.
Tidak ada satu orangtua pun di dunia ini bermimpi anaknya mengalami hal seperti itu. Apalagi kemudian diketahui bahwa puteri mereka disiksa terlebih dahulu sebelum kemudian dibunuh.
Lebih menyakitkan bagi orangtua korban mengetahui bahwa salah satu pembunuhnya adalah orang yang mereka kenal dan dekat dengan puteri mereka.
Pokok penting yang banyak diberitakan dalam peristiwa itu bukan hanya soal peristiwa pembunuhannya, akan tetapi sikap orangtua korban. Tidak seperti lazimnya orang yang mengalami peristiwa tragis seperti itu, menuntut pelakunya dihukum seberat mungkin, dan tidak jarang berusaha untuk membalas; oran tua korban justru bertindak sebaliknya memberikan pengampunan pada pembunuh putrinya.
Bahkan dalam sidang pertama diberitakan orangtua korban memeluk pembunuh puterinya dan mengucapkan kata pengampunan.
Sikap yang ditunjukkan oleh oran tua korban menjadi kesaksian bagi dunia bagaimana seseorang bisa mengasihi musuhnya.
Luka mendalam yang ditorehkan oleh pembunuh puterinya tidak menghambat dan mengurangi kasih yang memancar dari orangtua korban.
Sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan Matius menutup kisah panjang tentang bagaimana Yesus menggenapi hukum taurat dengan bersabda: “Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu sempurna adanya.”
Kesempurnaan kasih yang digambarkan seperti matahari yang terbit baik bagi orang jahat maupun orang baik dan hujan yang turun baik bagi orang benar maupun tidak benar.
Kasih yang paling berat adalah mengasihi orang yang telah melukai ku, apalagi kalau orang itu adalah orang yang dekat dengan diriku.