Bacaan I: 1Yoh. 2: 22-28
Injil: Yoh. 1: 19-28
DALAM rangkaian acara mengunjungi umat-umat senior (lanjut usia), sejauh mungkin saya menyediakan waktu untuk ngobrol-ngobrol dengan umat senior yang saya kunjungi.
Memang tidak semua bisa dan memungkinkan untuk diajak ngobrol karena kondisi kesehatan.
Pengalaman yang luar biasa bisa berbincang dengan para umat senior. Lewat beliau-beliau saya mendengarkan banyak kisah tentang perjuangan mendirikan gereja; kisah-kisah perjuangan menggerakan umat; kisah tentang pergulatan dengan sesama umat dalam usaha mengembangkan gereja.
Lewat kisah-kisah itu saya menangkap adanya kebanggaan dan kebahagiaan beliau.
Hal yang paling menarik bagi saya adalah ketika beliau-beliau ini berkisah tentang keluarga mereka secara khusus tentang pendidikan anak.
Mereka berkisah bahwa mereka tidak dapat memberi bekal harta kepada anak-anaknya. Mereka memberi bekal yang pertama dan utama adalah iman.
Dengan iman mereka yakin anak-anaknya tidak akan kehilangan harapan dan akan mendapatkan keselamatan. Hal ke dua yang diberikan sebagai bekal adalah pendidikan baik formal maupun pendidikan informal mengenai tatakrama dan adat istiadat.
Menurut para umat senior, dengan bekal pendidikan mereka bisa memperjuangkan kelayakan hidup sedang tatakrama dan adat-istiadat menjadikan anak-anak mereka akan dihargai oleh orang lain.
Para umat senior selalu menutup dengan berkata: “Romo, syukur pada Allah bahwa dengan bekal yang kami berikan membuat anak-anak kami jadi “orang” dan selalu diterima dan dihargai di mana pun mereka tinggal.”
Pendidikan yang ditanamkan dengan baik akan tersimpan dalam diri seseorang dan menjadi bekal dalam peziarahan hidupnya.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Surat Yohanes yang pertama: “Jika apa yang telah kamu dengar dari semula itu tetap tinggal di dalam dirimu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa. Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita yaitu hidup yang kekal.”
Bagaimana dengan aku?
Adakah pendidikan orang tuaku masih hidup dalam diriku?