Home BERITA Renungan Harian 2 Oktober 2020: Eksis

Renungan Harian 2 Oktober 2020: Eksis

0
Ilustrasi - Medsos untuk mejeng eksis diri. (Ist)


PW. Para Malekat Pelindung
Bacaan I: Kel. 23: 20-23a
Injil: Mat. 18: 1-5. 10
 
DI masa sekarang ini, di mana media sosial menjadi “penguasa” dunia, membuat semua orang berlomba memanfaatkannya.

Ada yang menggunakan untuk kepentingan-kepentingan positif, namun tidak sedikit yang menggunakan untuk kepentingan-kepentingan negatif.
 
Salah satu gejala yang muncul sebagai dampak “merajanya” media sosial adalah keinginan untuk tampil, untuk eksis. Sebagaimana media sosial pada dirinya sendiri adalah netral (tergantung penggunanya), demikian juga keinginan untuk selalu eksis bisa ada karena didorong keinginan yang baik maupun yang tidak baik. Keinginan untuk memberikan motivasi dan inspirasi pada banyak orang adalah salah satu contoh dorongan yang baik.
 
Hal yang paling menonjol dari keinginan untuk eksis adalah dorongan yang kurang baik. 

Banyak orang ingin eksis hanya sekedar untuk mendapatkan pengakuan dan pujian (like) sehingga dirinya menjadi terkenal.

Popularitas diri menjadi tujuan. Artinya arus zaman ini membawa orang pada kehendak untuk menjadi popular, terkenal dan mendapatkan keuntungan dengannya.
 
Entah disadari atau tidak arus zaman ini menjadikan orang semakin cenderung memuja diri sendiri dan semakin berpusat pada diri sendiri. Gelombang arus itu bisa menggerus siapapun, dan memberikan efek euphoria luar biasa.
 
Sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan Matius menawarkan gerak melawan arus itu: “Barang siapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga.”

Sebagaimana kita ketahui, anak kecil dalam banyak hal tidak pernah dianggap, tidak diperhitungkan namun demikian kehadirannya memberikan dampak yang luar biasa. Kehadirannya memberikan warna keceriaan dan yang lebih penting kehadirannya menumbuhkan rasa sayang yang mengalir begitu saja.
 
Arus balik yang ditawarkan adalah menjadikan diri semakin tiada, namun dalam ketiadaan memberikan warna dan dampak yang luar biasa.
 
Adakah aku berani dan rela untuk semakin menjadi bukan siapa-siapa?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version