Home BERITA Renungan Harian 22 September 2020: Tetangga Baru

Renungan Harian 22 September 2020: Tetangga Baru

0
Ilustrasi - Rumah tetangga sebelah. (Ist)


Bacaan I: Ams. 21: 1-6. 10-13
Injil: Luk. 8: 19-21
 
TETANGGA baru di kampung kami itu biasa kami panggil Pak Raden. Entah siapa namanya, karena tidak ada di antara kami yang mengenalnya. Bahkan Pak RT pun tidak tahu siapa namanya karena tidak pernah lapor.

Kami memanggil Pak Raden, karena beliau mempunyai kumis yang tebal. Mirip tokoh Pak Raden dalam film Unyil.
 
Sudah beberapa bulan, beliau tinggal di kampung kami. Tetapi tidak ada satu pun yang mengenalnya. Beberapa orang yang berpapasan dengan beliau dan menyapanya tidak pernah ada yang mendapatkan balasan.

Sehingga orang di kampung kami enggan menyapanya.
 
Beberapa kali PPak Raden, mengadakan hajatan, tetapi tidak seorang pun  warga di kampung kami yang diundang. Banyak tamu yang datang, tetapi entah mereka datang dari mana.

Pernah suatu ketika pohon besar di depan rumah Pak Raden dahan yang besar patah dan menimpa pagar dan halaman rumahnya. Warga kampung yang hendak membantu membersihkan justru diusir.
 
Pada suatu malam, terdengar teriakan minta tolong dari rumah Pak Raden. Warga kampung berdatangan tetapi tidak bisa masuk menolong, karena pintu pagar terkunci. Untunglah ada beberapa orang muda yang berani memanjat pagar sehingga bisa membuka pintu pagar.
 
Ternyata Bu Raden sakit dan tidak sadarkan diri. Di rumah itu ternyata hanya ada bu Raden dan anak perempuannya. Warga segera membawa Bu Raden ke klinik rawat inap. Dan ternyata bu Raden harus di rujuk ke rumah sakit yang lebih besar.

Beberapa warga kampung kami mengantar sampai di rumah sakit besar, dan bahkan menunggu sampai ada keluarganya yang datang.
 
Sejak peristiwa itu, Pak Raden menjadi ramah dengan warga kampung kami dan mau ikut pertemuan bapak-bapak. Beliau sekarang sudah dikenal oleh warga kampung kami.
 
Benarlah kata pepatah, saudara yang terdekat adalah tetangga yang terdekat. Sebagaimana dalam Kitab Amsal: “Siapa yang menutup telinga bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version