Pesta Keluarga Kudus
Bacaan I: Kej. 15: 1-6; 21: 1-3
Bacaan II: Ibr. 11: 8. 11-12. 17-19
Injil: Luk. 2: 22-40
DALAM sebuah rekoleksi orang tua calon komuni pertama, saya mengajak para orangtua untuk berbagi pengalaman tentang perjuangan untuk membangun keluarganya.
Saya menyampaikan bahwa teladan keluarga Katolik yang ideal adalah Keluarga Kudus di Nasareth. Saya meminta para orangtua sharing tentang bagaimana mereka melihat teladan itu dan memperjuangkannya.
Hampir semua mensyeringkan bagaimana mereka berjuang membangun keluarga yang rukun penuh cinta dan damai di tengah perjuangan untuk membuat ekonomi keluarga semakin membaik.
Menurut syering mereka, masalah ekonomi sering menjadi pemicu ketegangan dalam keluarga.
Ada satu keluarga yang sharing tidak secara khusus bicara soal membangun keluarga yang rukun, penuh cinta dan damai.
Bapak itu mengatakan:
“Romo, perjuangan keluarga saya adalah perjuangan untuk menghidupi iman akan harapan. Romo, kami menikah sungguh-sungguh bermodalkan harapan. Saya sudah pacaran cukup lama romo, kira-kira hampir tujuh tahun.
Ketika kami merencanakan perkawinan, saya sakit romo dan dokter mengatakan saya kena kanker kelenjar getah bening.
Maka saya mengatakan pada dia (sekarang istrinya) bahwa saya tidak mungkin menikah karena keadaan saya yang sakit. Tetapi dia justru memberi semangat pada saya dan minta agar perkawinan dipercepat.
Akhirnya perkawinan kami dipercepat. Setelah perkawinan penyakit saya semakin berat dan saya harus dirawat.
Dia tiap hari di rumah sakit menemani dan menguatkan saya. Pagi berangkat kerja, pulang kerja langsung ke rumah sakit.
Melihat perjuangan dia, saya terpacu bahwa saya harus sembuh. Dan puji Tuhan perjuangan selama satu tahun menjadikan saya sembuh.
Setelah saya sembuh, giliran istri saya dinyatakan tidak bisa hamil. Dia stres, merasa tidak berguna dan semangatnya turun.
Dengan berbagai cara saya meyakinkan dia romo, tetapi sering tidak mempan. Saya mengajak dia berserah, berdoa dan berdoa, sebagaimana dia berdoa untuk saya dan mendapatkan keajaiban pasti Tuhan juga mendengarkan.
Perjuangan untuk mengimani harapan yang tidak mudah romo. Godaan untuk lari dan mencari jalan pintas luar biasa.
Dalam kelemahan kami, dalam kegundahan kami, membuat kami saling menguatkan untuk tetap berserah mengimani harapan akan belas kasih Tuhan.
Tahun kesepuluh dan kedua belas perkawinan kami apa yang mustahil kami dapatkan sehingga kami sekarang mempunyai 2 orang anak laki-laki dan perempuan.
Kalau saya ditanya teladan Keluarga Kudus maka bagi kami teladan terbesar adalah iman akan pengharapan.”
Syering yang luar biasa, pergulatan yang luar biasa dan iman yang luar biasa menurut saya.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam kitab Ibrani mewartakan kekuatan Iman yang mendatangkan rahmat.
“Karena iman, Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa dia yang memberikan janji itu setia.”
Bagaimana dengan aku?
Adakah kekuatan iman akan pengharapan?