Home BERITA Renungan Harian 28 Desember 2020: Korban Ambisi

Renungan Harian 28 Desember 2020: Korban Ambisi

0
Ilustrasi - Menanti kelahiran bayi. (Ist)


Pesta Para Kanak-Kanak Suci, Martir
Bacaan I: 1Yoh. 1: 5-2: 2
Injil: Mat. 2: 13-18
 
PADA masa orde baru ada usaha pembatasan kelahiran dengan menggalakkan program keluarga berencana. Pada masa itu usaha pembatasan kelahiran benar-benar luar biasa dan tidak jarang digunakan dengan cara-cara yang kurang baik.

Bahkan ada banyak orang yang ketakutan, apabila tidak mengikuti program itu.
 
Dalam sebuah pertemuan terbatas, ada seorang dokter yang berbagi pengalaman berkaitan dengan program itu. Ia mengatakan bahwa dalam pelaksanaan program itu banyak yang mengalami kegagalan, artinya pemakaian alat kontrasepsi tidak berjalan semestinya sehingga terjadi kehamilan.

Ia menceritakan berhadapan dengan kegagalan semacam itu jalan yang ditempuh adalah “menggugurkan”. Ibu-ibu yang mengikuti program keluarga berencana, tetapi mengalami keterlambatan haid.

Bila itu terjadi pada minggu-minggu pertama tidak perlu diperiksa apakah positif hamil atau tidak tindakan yang dilakukan adalah “pengguguran”.
 
Penjelasan itu (tentu itu sifatnya rahasia pada masa itu) mengagetkan banyak pendengar dan menimbulkan keprihatinan yang besar. Dengan jalan seperti itu berarti ada begitu banyak bayi yang telah digugurkan.

Banyak bayi yang tidak berdosa menjadi korban dari sebuah program. Bayi-bayi yang tidak berdosa itu menjadi korban ambisi keberhasilan orang atau institusi tertentu.
 
Pada masa kini pun berita tentang pengguguran kandungan dan pembuangan bayi masih banyak menghiasi media. Bayi-bayi yang tidak berdosa itu tidak diberi kesempatan hidup di dunia itu untuk menutup aib orangtuanya atau kerabatnya.

Bayi-bayi yang lemah, tidak berdaya dan tidak berdosa telah menjadi korban dari sebuah ambisi dari mereka yang seharusnya melindungi dan mencintainya.
 
Entah sampai kapan bayi-bayi harus menjadi korban dari sebuah ambisi atau sistem tertentu. Bayi-bayi itu menjadi martir, darahnya telah ditumpahkan oleh mereka yang kuat yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayomnya.

Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan st. Matius, banyak bayi yang dibunuh di Betlehem dan sekitarnya demi ambisi Herodes untuk melanggengkan kekuasaannya. “Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah.”
 
Bagaimana dengan aku?

Apakah aku berani bertindak sebaliknya, “mengorbankan” ambisiku demi melindungi dan mencintai mereka yang lemah dan tidak berdaya?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version