Bacaan I: Why. 22: 1-7
Injil: Luk. 21: 34-36
KETIKA saya minta pamit pada eyang sebelum masuk novisiat, Eyang memberi nasehat: “Ngger, wong urip neng alam donya mono gendhong lali dan apes. Mula kudu sing ati-ati, kudu eling lan waspada. Eling tegese tansah ngerti tujuane ngaurip, yaiku manunggal karo sing gawe urip. Dene waspada ateges premono marang godha lan tuntunan. Endi sing nuntun marang kautaman kang tembene tumuju marang tujuane ngaurip, endi sing nuntun ngedohke marang tujuane ngaurip. Kabeh mau kelakone kanthi laku.” (Nak, orang hidup di dunia ini memiliki kelemahan, mudah lupa dan sial. Maka hendaknya berhati-hati, harus selalu sadar dan waspada. Sadar berarti selalu ingat akan tujuan hidup yaitu bersatu dengan Sang Pencipta; sedang waspada berarti peka dengan godaaan dan tuntunan. Mana yang menuntun pada keutamaan yang akhirnya menghantar pada tujuan hidup; mana yang menuntun menjauh dari tujuan hidup. Semua itu terjadi dengan perjuangan.)
Nasehat eyang yang luar biasa, meskipun pada saat itu saya tidak mengerti. Dalam perjalanan hidup baru mengerti betapa luhur dan penting nasehat itu.
Dalam hidup begitu banyak tawaran dan godaan yang menjadikan aku mudah lupa pada tujuan hidup. Godaan dan tawaran yang menarik itu juga memudahkan aku untuk menjadi penikmat.
Nasehat eyang menjadi pegangan hidup itu adalah “laku” (perjuangan) untuk mencapai tujuan hidup maka harus selalu sadar dan waspada.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan St. Lukas menegaskan pentingnya selalu sadar dan waspada.
“Berjaga-jagalah senantiasa, sambil berdoa, agar kalian mendapatkan kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan agar kalian tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
Bagaimana dengan aku?
Apakah aku tekun dan setia untuk bejuang agar selalu “Eling lan waspada?”