Home BERITA Renungan Harian 31 Desember 2020: Penyesat

Renungan Harian 31 Desember 2020: Penyesat

0
Ilustrasi - Seremoni klenik. (Ist)


Bacaan I: 1Yoh. 2: 18-21
Injil: Yoh. 1: 1-18

BEBERAPA waktu yang lalu dalam pertemuan para Imam keuskupan Bandung, Bapak Uskup Keuskupan Bandung menegaskan agar para imam dalam memberi kotbah dan pengajaran, baik secara langsung maupun melalui media sosial hendaknya memperhatikan teologi dan ajaran Gereja yang benar.

Penegasan itu sebagai bagian tugas penggembalaannya sebagai pemegang otoritas Gereja Lokal Keuskupan Bandung. B

Ia pasti tidak ingin kalau umat yang digembalakan disesatkan oleh ajaran para imamnya.
 
Ada banyak kejadian bahwa para imam melakukan tindakan atau ajaran yang tidak semestinya. Artinya menyimpang dari ajaran resmi Gereja.

Beberapa tahun lalu ada imam yang merasa mendapat karunia untuk pengusiran setan. Pada mulanya lewat meditasi dan doa, tetapi entah pengaruh dari mana lalu, mulai melakukan pengusiran setan dengan cara seperti orang bermain silat sebagaimana sering ditampilkan dalam televisi.
 
Hal yang paling mengenaskan adalah, sering kali dalam perayaan ibadat pemberkatan rumah selalu mengatakan bahwa di sini ada penunggunya, di sana ada penunggunya.

Entah soal kebenarannya, akan tetapi apa yang dikatakan oleh imam itu ditangkap oleh umat sehingga sering kali umat selalu beranggapan bahwa rumahnya ada penunggunya.

Hal itu semakin parah ketika ada ibadat pemberkatan rumah, umat beranggapan bahwa ibadat itu adalah ibadat pengusiran setan.
 
Bertolak dari kejadian di atas, apakah para imam dengan sengaja dan bermaksud mengajarkan sesuatu yang berlawanan dengan ajaran Gereja?

Pasti tidak. Tetapi betapa setan dengan mudah menggunakan cara-cara itu untuk menyesatkan umat dan imamnya.
 
Menarik apa yang dikatakan salah seorang imam ketika diminta tanggapan akan kemampuan imam itu.

Romo tersebut mengatakan: “Kalau imam itu hidup rohaninya mendalam dan dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan hidup doa yang dalam, maka bisa dipercaya bahwa dia punya anugerah itu. Akan tetapi apabila tidak maka pasti itu abal-abal dan ujungnya kalau tidak ketenaran pribadi pasti uang”
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Surat Yohanes:
“Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama kita.”
 
Bagaimana dengan aku? Adakah dalam tutur kata dan tindakanku ada kecenderungan untuk menyesatkan orang lain?
 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version