Home BERITA Renungan Harian 6 Oktober 2020: Menikmati Rahmat

Renungan Harian 6 Oktober 2020: Menikmati Rahmat

0
Ilustrasi (ist)


Bacaan I: Gal. 1: 13-24
Injil: Luk. 10: 38-42
 
MALAM itu sekitar pukul 9 malam, saya melihat gereja masih terang benderang, dan terdengar kelompok koor yang sedang berlatih.

Saya menuju ke gereja untuk  menyapa mereka yang sedang berlatih koor untuk upacara pemberkatan perkawinan esok hari.

Sesampai di gereja ternyata, di gereja juga masih banyak orang yang sibuk mendekor altar dan beberapa bangku dalam gereja.
 
Saya menyapa mereka yang sedang mendekor dan mereka yang sedang latihan koor. Tidak saya duga ternyata calon pengantin yang esok hari mau saling menerimakan sakramen perkawinan ada dalam gereja.

“Lho ini kok pengantinnya masih kluyuran? Pamali lho,” sapaku kepada pasangan itu.

“Ini pastor, mau mengecek dekor dan koor untuk besok pagi,” jawabnya.

“Memang tidak ada yang diserahi tanggung jawab untuk ini?,” tanyaku heran.

“Ada sih pastor, cuma pengin yakin aja, biar gak kepikiran,” jawabnya.

“Harusnya kalian malam ini istirahat, dan mempersiapkan hati untuk besok,” kataku memberikan saran.

“Iya pastor, setelah dari gedung kami akan pulang dan istirahat,” kata calon mempelai perempuan.
 
Esok hari ketika Perayaan Ekaristi pemberkatan perkawinan di mulai, saya melihat pasangan pengantin ini nampak tidak segar. Bahkan saat saya sudah di depan mereka untuk upacara penyambutan pengantin perempuan masih kelihatan sibuk bicara sana-sini.
 
Saat saya memulai hotbah, saya melihat kedua pengantin mulai mengantuk, dan kelihatan mereka berjuang untuk menahan kantuk. Maka saya menghentikan kotbah saya dan melanjutkan upacara pemberkatan perkawinan.
 
Dua hari kemudian kedua pengantin itu datang menemui saya. “Pastor, kami meminta maaf, waktu misa itu kami tidak konsen dan mengantuk. Kami capek pastor,” kata pengantin perempuan memulai pembicaraan.

“Lho kalian itu tidak melibatkan semacam panitia untuk persiapan pesta ini?,” tanyaku keheranan.

“Ada pastor, tetapi kami itu mau yakin semua  beres, jadi kami ngecek sana-sini,” Jawabnya.

“Ya.. sejujurnya saya agak kecewa dengan kejadian waktu itu. Peristiwa yang amat penting dalam hidup kalian, tetapi kesan saya, tidak kalian hayati dan nikmati,” kataku.

“Iya pastor, minta maaf,” jawabnya menyesal.

“Ya sudah tidak apa-apa, tetapi kalian yang rugi karena perstiwa itu tidak bisa diulang lagi,” jawabku.
 
Peristiwa yang dialami pasangan pengantin itu sering kali terjadi dalam hidupku. Aku sibuk dengan persiapan ini dan itu, memastikan semua baik dan sempurna tetapi aku justru tidak menikmati peristiwa itu.

Dalam banyak kejadian aku menyibukkan diri dengan hal-hal yang kuanggap penting, tetapi hal terpenting yaitu rahmat lewat peristiwa itu tidak aku tangkap dan rasakan.

Aku terpukau dengan kesibukan untuk hal-hal yang sekunder tetapi melewatkan hal yang utama.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan St. Lukas, mengingatkan agar aku tidak menyibukkan diri dengan hal-hal yang sekunder, sibuk dengan berbagai sarana tetapi melupakan hal yang utama yaitu rahmat yang Tuhan tawarkan dan sediakan.

“Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
 
Adakah aku mampu memilih bagian yang terbaik?
 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version