Minggu Biasa XXIII
Bacaan I: Yeh. 33: 7-9
Bacaan II: Rom. 13: 8-10
Injil: Mat. 18: 15-20
DALAM beberapa hari ini sebuah grup media sosial dari sebuah paguyuban alumni sebuah institusi pendidikan sedang ramai (gayeng). Biasanya grup media sosial ini tidak seramai ini. Kadang-kadang ramai kalau ada yang ulang tahun atau ada berita mohon doa. Selebihnya, hanya berisi renungan atau satu dua orang yang bicara.
Keramaian, grup media sosial ini dikarenakan adanya pemilihan pengurus paguyuban. Banyak anggota paguyuban mengemukakan pendapat, baik pendapat mengenai tatacara pemilihan maupun pendapat yang berupa usulan calon pengurus.
Banyak yang terlibat dalam pembicaraan dan diskusi berkaitan dengan pemilihan calon pengurus. Pendapat-pendapat yang muncul semua menarik dan bagus. Bahkan seorang anggota paguyuban menyebut pendapat-pendapat itu buah kecintaan pada paguyuban.
Bapak Kardinal Suharyo dalam beberapa kesempatan menyampaikan bedanya gerombolan dan komunitas.
- Gerombolan adalah sekumpulan orang baik saling kenal maupun tidak yang tidak ada ikatan satu dengan yang lain dan mempunyai tujuan masing-masing.
- Sedangkan komunitas adalah sekumpulan orang yang mempunyai ikatan satu sama lain dan mempunyai tujuan yang sama. Komunitas adalah kumpulan orang-orang yang sehati.
Bertolak dari pendapat Bapak Kardinal di atas, melihat keramaian grup media sosial sebuah paguyuban itu menarik untuk bertanya: “Apakah keramaian pendapat ini adalah keramaian gerombolan atau keramaian komunitas?”
Tentu jawabannya adalah adakah hati yang mendasari pendapat-pendapat yang muncul atau hanya sekedar membuang ide.
Andai yang dikatakan oleh salah satu anggota paguyuban bahwa pendapat-pendapat itu buah cinta pada paguyuban betapa luar bisa paguyuban ini. Karena pendapat satu orang yang baik yang didasari dengan cinta dan kejujuran, dan kemudian itu diamini oleh anggota paguyuban yang lain kiranya bisa dipercaya sebagai yang datang dari Roh Kudus.
Dan dengan demikian bila itu sebagai harapan dan permohonan tentu dikabulkan oleh Tuhan.
Sebagaimana Sabda Tuhan sejauh diwartakan Matius: “Jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga.”
Sepakat mengandaikan adanya sikap saling percaya, jujur dan cinta yang berkobar didalamnya.
Pertanyaan mendasar, bila aku menjadi anggota komunitas, adakah aku memberi diriku dengan hati?