Bacaan I: Gal. 3: 1-5
Injil: Luk. 11: 5-13
BEBERAPA waktu yang lalu, saya menemani teman-teman CLC yang mengadakan acara di Wonosari, Yogyakarta. Kami semua menginap di Goa Tritis.
Pada saat kami mengadakan acara, ada di musim kemarau sehingga kami kesulitan air. Belum lagi pada waktu itu ada masalah dengan pipa-pipa yang mengalirkan air dari sumber air.
Maka pada jam-jam mandi, kami diangkut dengan kendaraan, atau kalau mau berjalan jauh untuk mandi. Meski sedikit kesulitan, akan tetapi karena teman-teman panitia Wonosari melayani luar biasa maka, kesulitan-kesulitan itu menjadi tidak berarti.
Di daerah sekitar Goa Tritis ternyata tempat yang paling sulit untuk mendapatkan air. Masih banyak wilayah lain di Wonosari yang sungguh-sungguh kesulitan air di musim kemarau.
Melihat medan yang begitu berat, tanah berbatu, apalagi di musim kemarau tanah menjadi kering, pohon-pohon meranggas kehilangan daunnya, tetapi banyak orang yang tinggal di tempat itu dan nampak bersahabat dengan situasi yang ada.
Dalam sebuah perjumpaan dengan seorang bapak, saya bertanya: “Pak, saya melihat penduduk di sini itu orang-orang yang luar biasa. Saya membayangkan betapa sulitnya di musim kemarau. Air kebutuhan yang amat penting, sementara di sini air menjadi barang yang mahal. Tetapi saya lihat semua orang tenang-tenang ya?”
“Romo, kalau tenang-tenang pasti tidak,” jawabnya sambil tertawa.
“Tetapi kami sudah menerima keadaan ini, dan kami sudah terbiasa dengan situasi ini.
Kami lahir dan besar di sini jadi kami sudah dididik oleh alam ini.”
“Satu hal yang selalu di ajar orang tua kami adalah: “Gusti kuwi maha welas, yen wong nyuwun dikantheni usaha sing temen, mesti bakal di paringi orang bakal kapiran.” (Tuhan itu maha kasih. Kalau setiap orang meminta disertai usaha yang sungguh-sungguh pasti akan diberi dan tidak akan kekurangan.)
“Nasihat itu kami pegang sungguh dan kami turunkan ke anak cucu kami. Kami turunkan nasehat itu karena pengalaman kami menunjukkan nasehat itu benar.”
Sebuah pengalaman iman yang luar biasa, iman akan kemurahan dan belas kasih Allah.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan St. Lukas: “Jika kalian yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, betapa pula Bapamu yang di surga.”