BACAAN Injil yang kita renungkan pada hari ini mengajak kita, murid murid-Nya untuk menjadi manusia yang berkwalitas.
Ukuran hidup berkwalitas itu macam apa? Cukupkah kwalitas hidup seseorang hanya dinilai dari sikap baiknya?
Jawabannya tidak.
Yesus dalam bacaan injil pada hari ini bersabda: “Kasihilah musuhmu. Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu. Mintalah berkat bagi mereka yang mengutuk kamu. Berdoalah bagi orang mencaci kamu.”
Sabda Tuhan ini mengingatkan kita untuk senantiasa hidup dengan, dan dalam kasih pengampunan dan dalam kemurahan hati.
Kita diajak untuk menolak macam macam bentuk balas dendam maupun kebencian. Dengan kata lain kita diajak untuk mengem- bangkan spiritualitas kasih.
Inilah prasyarat menjadi anak Allah yang mahatinggi. Kita tidak cukup hanya mengembangkan cinta kasih tetapi juga harus menjadi manusia yang murah hati.
“Berilah pinjaman tanpa mengharapkan balasan” adalah wujud konkret dari kemurahan hati. Mengembangkan cinta kasih, bersikap murah hati adalah nilai nilai yang terus kita kembangkan sampai menghasilkan buah.
Di sinilah letaknya bagi kita sebagai pengikut Kristus. Kita diajak tidak sekedar baik, tetapi juga juga harus berbuat kasih penuh kemurahan hati.
Dasar dari kasih dan kemurahan hati adalah Yesus Kristus sendiri. Ia rela mencurahkan darah-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus dosa dosa kita.
Atas dasar kasih dan kemurahan hati Allah itulah kita juga dituntut untuk menjadi manusia yg penuh dengan kasih dan murah hati.
“Hendaklah kamu murah hati, seperti Bapamu murah hati adanya”.
Maka menjadi pengikut Kristus harus mempunyai nilai lebih. Menjadi orang Katolik tidak cukup hanya baik, tetapi harus mampu mewujudkan kebaikan dengan dasar kasih dan kemurahan hati.
Tuhan memberkati anda, keluarga anda dan seluruh anggota komunitas anda. @diopr.