Home BERITA Renungan Harian Rabu, 24 Maret 2021: Lajang

Renungan Harian Rabu, 24 Maret 2021: Lajang

0
Ilustrasi: Hidup bahagia. (Ist)


Bacaan I: Dan. 3: 14-20. 24-25. 28
Injil: Yoh. 8: 31-42

DALAM sebuah pertemuan, pada saat coffee break, ada satu peserta seorang perempuan muda yang mendekati saya dan bertanya:

“Romo, kalau saya memilih hidup melajang, menurut romo salah atau tidak?”

“Tidak ada yang salah dengan pilihan hidup melajang, asal pilihan itu sebuah keputusan bebas dan membahagiakan dirimu. Artinya pilihan itu bukan didasari karena dendam atau trauma, atau sebuah pelarian,” jawab saya.
 
“Awalnya mungkin iya romo, tetapi terakhir-terakhir saya rasakan ini keputusan bebas saya,” jawabnya.

“Selalu harus dicek benar dan dengan tenang. Apakah keputusan itu sungguh bukan karena trauma dan dendam. Salah satu indikasinya kalau itu keputusan yang baik adalah membuat dirimu menjadi lebih tenang, hidup jadi lebih bersemangat, dan hidup jadi lebih berarti bagi Tuhan dan orang lain,” jawab saya.
 
“Romo, dulu saya sudah mau menikah kurang satu pekan kami batalkan. Kami sudah sepakat menikah beda Gereja di Gereja Katolik. Bahkan keluarga pihak calon suami sudah setuju. Tetapi satu pekan sebelum perkawinan, saya dipanggil keluarga calon suami. Mereka minta perkawinan diberkati di gereja mereka. Dan saya harus dibaptis lagi, karena baptisan saya tidak sah menurut mereka.
 
Saya menolak dengan tegas romo. Tetapi mereka mengancam, kalau tidak mau di gereja mereka, maka perkawinan batal. Dan dengan itu saya akan mempermalukan diri saya sendiri, keluarga besar saya dan keluarga besar mereka. Saya diminta berkorban untuk menyelamatkan semua.
 
Romo, saya tetap menolak. Dan lebih baik membatalkan perkawinan, meski menanggung malu. Tetapi iman saya tetap terjaga. Dan benar romo perkawinan batal, semua yang sudah kami rencanakan batal. Syukur pada Allah, keluarga besar saya mendukung keputusan saya.
 
Romo, itu awal keputusan saya untuk memilih tidak menikah. Namun saat ini saya sudah tidak merasa trauma dengan masa lalu itu. Sekarang saya merasa jauh lebih bahagia, hidup saya lebih bersemangat dan yang menurut saya penting. Saya lebih banyak waktu untuk pelayanan,” dia mengakhiri penjelasannya.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Yohanes:

“Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
 
Bagaimana dengan aku?

Adakah aku dapat memilih memelihara imanku ketika aku dihadapkan pada pilihan untuk meninggalkannya?
 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version