ADA dua syarat yang harus dipenuhi supaya kita pantas disebut saudara Yesus.
- Yang pertama, orang itu harus mendengarkan Sabda Allah.
- Yang kedua, orang itu harus menjadi pelaksana Sabda.
Kadang kita menemui orang yang hafal dengan ayat-ayat Kitab Suci, tetapi ayat-ayat suci itu hanya sekedar untuk mencari pembenaran akan tindakannya. Bahkan tidak jarang ayat-ayat suci dijual untuk memperkaya diri.
Itu berarti ayat Kitab Suci hanya untuk melegitimasi atas tindakannya. Sejauh ayat kitab suci itu menguntungkan untuk dirinya, maka dipakai.
Kalau ayat Kitab Suci mengkritik hidupnya akan segera ditinggalkan.
Mestinya ayat-ayat suci mampu mentransformasi diri sehingga dengan sabda Tuhan hidup kita selalu disegarkan dan diperbarui.
Itulah artinya menjadi pendengar dan pelaksana sabda.
Untuk bisa mentransformasi diri, sabda Tuhan tidak hanya kita baca dan kita hafalkan, tetapi Sabda Tuhan itu harus kita renungkan. Dengan demikian Sabda Tuhan menjadi daya ubah bagi hidup kita.
Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk mengembangkan arti dan makna persaudaraan.
Saudara bukan sekedar ada ikatan darah atau saudara kandung. Saudara semestinya tidak dikotak kotakkan atas dasar warna kulit atau keyakinan.
Yang disebut Saudara adalah semua orang. Mereka mempunyai martabat yang sama. Maka yang namanya saudara tidak ada kastanisasi.
Manusia cenderung mengkotak kotakkan, tetapi Allah mempersatukan.
Mari kita menjadi pendengar dan sekaligus pelaksana sabda Tuhan. Kita perluas cakrawala kita tentang saudara, sehingga kita pantas disebut saudara Yesus.
Tuhan memberkati anda dan seluruh saudara anda.@diopr