DALAM bacaan injil hari ini Yesus mengajar tentang Kerajaan Allah kepada para murid-murid-Nya. Yesus tidak mendefinisikan apa itu Kerajaan Allah, tetapi Ia mengajarkannya dengan perumpamaan.
Yang pertama, Kerajaan Allah seumpama biji sesawi dan yang kedua, Kerajaan Allah itu seumpama ragi. Biji sesawi yang kecil, bertumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.
Kerajaan Allah berarti Allah yang meraja. Kalau Allah yang meraja atau Allah yang berkuasa, maka segalanya baik adanya. Persoalannya mengapa kalau Allah meraja dan baik adanya, masih juga ada kejahatan? Kita diingatkan akan perumpamaan biji gandum yang tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya ilalang.
Kerajaan Allah bagaikan tumbuhnya biji sesawi, itu berarti tumbuhnya Kerajaan Allah lewat sebuah proses dari yang kecil menjadi besar. Kalau Kerajaan Allah adalah situasi atau suasana, misalnya situasi penuh dengan kebaikan, damai sejahtera, maka suasana itu mesti dimulai lewat hal-hal yang kecil.
Dari mana suasana damai, kebaikan itu akan tumbuh? Jawabnya jelas, yakni dari diri sendiri. Dari diri kita yang mempunyai cinta kasih diharapkan cinta kasih itu akan berkembang dan bisa menular ke orang lain.
Demikian juga dengan ragi, walau sedikit ragi itu, tetapi akan mempengaruhi seluruh adonan.
Maka kita semua, walaupun kecil diajak untuk tidak cemas dengan keberadaan kita. Kita diajak untuk menjadi pribadi-pribadi yang berdaya ubah. Kita dituntut untuk menjadi pribadi- pribadi yang transformatif.
Keberadaan kita, meski kecil membawa dampak yang baik bagi orang-orang atau alam lingkungan di mana kita tinggal.
Mari kita wujudkan hadirnya Kerajaan Allah dalam hudup kita.
Tuhan memberkati anda dan seluruh keluarga.@diopr