Bacaan I: Yes. 65: 17-21
Injil: Yoh. 4: 43-54
DALAM suatu perjumpaan dengan perkumpulan karyawan-karyawan pabrik Kristen Protestan dan Katolik, saya mengajak mereka untuk syering tentang pengalaman ikut demo buruh, karena pada waktu itu sedang marak demo buruh.
Mereka pada umumnya syering bahwa mereka ikut demo karena memperjuangkan nasib, khususnya berkaitan dengan upah.
Teman-teman karyawan menyampaikan bahwa upah yang mereka terima tidak bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup minimal pun tidak tercukupi; apalagi untuk hidup yang layak.
Teman-teman karyawan mengatakan bahwa mereka tahu untuk ikut demo, apa yang diperjuangkan; mereka mengatakan bahwa mereka ikut tanpa paksaan.
Ada dua orang teman karyawan yang syeringnya beda dengan yang lain. Dia mengatakan bahwa sebenarnya karyawan di pabrik tempat dia bekerja tidak mau ikut demo. Tetapi karena pabrik didatangi teman-teman yang mau demo dari berbagai tempat dan menggedor-gedor gerbang, maka manajemen memutuskan untuk mengirim beberapa karyawan untuk perwakilan.
Dia menceritakan bahwa di tempatnya bekerja, karyawan sudah mendapatkan hak-haknya dengan baik.
Dalam lima tahun terakhir ada perubahan besar di pabrik tempat dia bekerja. Manajemen terbuka kepada karyawan membicarakan kesulitan perusahaan, dan kemampuan perusahaan dalam hal penggajian.
Maka perusahaan mengajak semua untuk bersama-sama berjuang meningkatkan kinerja agar dengan demikian perusahaan semakin berkembang dan karyawan semakin sejahtera.
Menurut teman itu, dengan berbagai macam pelatihan dan penyadaran kinerja karyawan berubah, nampak ada kesadaran bersama untuk membangun perusahaan agar kesejahteraan karyawan meningkat.
Dan ternyata perusahaan tidak bohong, seiring dengan berkembangnya perusahaan kesejahteraan karyawan semakin meningkat. Oleh karenanya karyawan juga menjadi semakin meningkatkan kinerjanya.
Itulah mengapa mereka tidak mau ikut demo, karena apa yang dituntut teman-teman karyawan sudah terpenuhi dengan baik dan yang lebih penting adalah pekerjaan mereka terganggu.
Karyawan ini mengatakan bahwa teman-teman di tempat kerjanya berkomentar seharusnya jangan demo yang ditonjolkan tetapi perbaikan kinerja karyawan.
Seharusnya demo untuk kesadaran para karyawan dalam peningkatan kinerja jangan hanya demo soal kesejahteraan saja.
Pendapat itu sempat menjadi perdebatan dalam pembicaraan itu, tetapi teman itu menceritakan pengalaman di tempat kerjanya, maka tidak terbantahkan. Perubahan besar dimulai dari perubahan manajemen yang menjadikan adanya perubahan atmosfer pabrik itu.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam kitab Nabi Yesaya, kesadaran umat dan pertobatan umat menjadi Allah menampakkan kerahiman dan cinta-Nya dengan menciptakan langit dan bumi yang baru yang membahagiakan.
“Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru… di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erangan pun tidak.”
Bagaimana dengan aku?
Apakah aku hanya menuntut Allah untuk kepentinganku saja?