Home BERITA Renungan – Kumpul Keluarga

Renungan – Kumpul Keluarga

0
Ilustrasi- Awan di langit. (Ist)

SEJAK  keluarga besar kami sudah terpisah-pisah di berbagai kota, maka acara yang sering ditunggu-tunggu adalah acara kumpul keluarga.

Karena berbagai kesibukan, maka kumpul keluarga hanya bisa diadakan setiap tiga tahun sekali. Setiap kali sudah ditentukan bahwa tahun itu akan berkumpul, maka semua lalu heboh mengusulkan tempat-tempat wisata yang hendak dikunjungi atau tempat-tempat makan yang harus dikunjungi.

Setelah semua mengusulkan akan disusul dengan perdebatan untuk memutuskan tempat-tempat yang akan dikunjungi.

Bila perdebatan tidak kunjung usai, maka biasanya akan diputuskan oleh yang paling tua.
 
Saat hari-hari yang ditunggu tiba, kami semua kumpul di rumah, maka terjadi kehebohan luar biasa. Tidak berapa lama kehebohan berlangsung, maka masing-masing akan menemukan teman ngobrol atau main kartu atau kegiatan yang lain.

Setelah kumpul dan ngobrol serta menemukan keasyikan dan kebahagiaan dalam perjumpaan itu, semua lupa dengan segala usulan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata atau tempat-tempat makan.

Bahkan ketika diumumkan bahwa besok akan mengunjungi suatu tempat, hampir semua enggan untuk pergi, karena merasa nyaman bertemu dengan saudara dan seolah tidak mau kehilangan moment untuk berjumpa.

Semua keinginan dan “nafsu” untuk menikmati atau mendapatkan ini itu hilang.

Perjumpaan antar saudara yang mana semua berbagi kasih dan menikmati kasih menghilangkan semua keinginan-keinginan yang sebelumnya menggebu-gebu.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Markus, berpikir tentang surga maka orang akan membayangkan apa yang terjadi di bumi ini dengan lebih wah dan luar biasa.

Segala hal yang sekarang diterima serba terbatas akan didapatkan dengan tidak terbatas.

Semua dasarnya adalah apa yang dialami dan dilihat sehari-hari dalam hidupnya. Tuhan Yesus menegaskan bahwa kehidupan di surga bukan seperti apa yang dipikirkan manusia.

Di surga orang mengalami perjumpaan, kedekatan dan persatuan dengan Allah maka seperti para malaikat sudah tidak membutuhkan apa-apa lagi.

Perjumpaan, kedekatan dan persatuan dengan Allah telah jauh melampaui segala keinginan untuk pemenuhan. “Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau dikawinkan; mereka hidup seperti malaikat di surga.”
 
Bagaimana dengan aku?

Apa yang kubayangkan dan kupikirkan tentang surga?
 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version