Selasa, 18 Mei 2021
Bacaan I: Kis 20:17-27
Injil: Yoh 17:1-11a
“AKU milikmu semata-mata, dan segala milikku, kupersembahkan kepada-Mu yang Yesus yang terkasih melalui Maria, ibu-Mu yang suci,” St. Montfort.
Sebuah paradoks kehidupan dalam hal kepemilikan.
Semua yang ada di muka bumi ini adalah milik Allah. Kita hanya menerimanya sebagai anugerah Allah.
Kita hanya akan bisa menerima anugerah Allah secara berlimpah, jika tangan kita terbuka. Bukan mengepal atau mencengkeram.
Segala milik Allah itu ibarat pasir. Hanya dengan tangan terbuka, kita bisa menerimanya secara berlimpah.
Namun jika kita berusaha mencengkeramnya, maka anugerah Allah itu akan tercecar dan pergi tak tersentuh oleh tangan kita lagi.
Segalanya yang ada di dunia ini adalah milik Allah; termasuk hidup kita.
Segalanya itu akan menghubungkan diri kita dengan Tuhan sebagai pemilik segalanya yang ada.
Untuk itu, kita dipanggil untuk mempersembahkan segala sesuatu yang kita miliki kepada Tuhan semata.
Namun tidak sedikiit orang yang tidak menyadarinya. Karena merasa segalanya adalah milik pribadi untuk selamanya.
Hingga hidupnya siang malam digunakan untuk menjaga atau melipatgandakan harta yang dia pikir menjadi miliknya.
St. Montfort mengajak kita semua untuk menyadari bahwa yang paling penting adalah kesadaran kita untuk berani mempersembahkan hidup kita seutuhnya kepada Allah semata.
Inilah pembaptian diri ala Montfort menjadi satu-satu milik Allah yang sangat berharga.
Soli Deo, hanya Allah semata.
Apakah aku cari dalam hidup ini?