Bacaan 1: Kis 20: 28–38.
Injil: Yoh 17: 11–19.
RASA kuatir dalam setiap perpisahan kadang sering muncul. Kuatir bahwa orang yang akan ditinggalkan diragukan kekuatannya dalam menghadapi setiap gangguan.
Sebagai orang dekat tentu paham kemampuan sahabat atau orang yang kita cintai.
Maka sebagai bentuk perhatian, biasanya memberikan peneguhan lewat doa kepada Tuhan agar orang yang kita cintai diberi kekuatan dan perlindungan.
Perjamuan malam terakhir Yesus dengan para murid merupakan momen perpisahan, sebelum Yesus menjalani kisah sengsara-Nya.
Tuhan tahu akan ada pergumulan antara kejahatan dengan para murid-Nya.
Sebagai bentuk keprihatinan Sang Gembala, Yesus berdoa kepada Bapa-Nya bagi para murid.
Ada enam permohonan dalam doa Yesus:
- Agar Bapa memelihara, mengurus para murid-Nya sehingga tetap dalam kesatuan dengan Allah.
- Tuhan telah berusaha menjaga umat-Nya, namun demikian masih saja ada yang gagal diselamatkan (karena memilih binasa).
- Dunia yang dipenuhi kegelapan membenci para murid sebagai anak terang.
- Supaya Bapa melindungi mereka dari pada yang jahat.
- Mengkuduskan mereka dalam kebenaran
- Memberi peneguhan untuk mengutus para murid-Nya
Sebagai pengikut Kristus, tentu kita merasa nyaman dengan doa Tuhan Yesus tersebut.
Dia begitu perhatian akan keselamatan para pengikut-Nya. Tuhan menyerahkan kita akan perlindungan Allah Bapa-Nya. Untuk mampu melawan dunia yang direpresentasikan sebagai kegelapan.
Demikian juga Rasul Paulus.
Saat mengadakan perpisahan dengan para penatua Efesus. Dengan penuh kesedihan serta linang air mata, mereka harus berpisah karena merasa tidak akan berjumpa lagi.
Ada perintah untuk menggembalakan kawanan Kristus dari serangan atau pergumulan dengan yang jahat.
“Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.”
Demikian wejangannya kepada para penatua.
Rasul Paulus telah memberikan teladan bagaimana menjadi seorang penatua yang penuh perhatian kepada gembalaannya.
Sama seperti Tuhan Yesus, dalam doanya Paulus menyerahkan keselamatan jemaat kepada Tuhan yang telah membangun mereka dan menganugerahkan kekudusan bagi mereka.
Pesan hari ini
Kita bahagia memiliki Sang Gembala yang begitu perhatian dan sangat mengasihi. Yesus dan Paulus sama-sama mendoakan kita agar Allah Bapa memberikan kekuatan dan perlindungan dalam pergumulan kita melawan kejahatan dunia.
“Cinta seorang Ibu memberi banyak pelajaran tentang ketulusan, keikhlasan, pengorbanan dan arti seseorang. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”