Minggu, 30 Mei 2021
Bacaan I : Ul: 4:32-34.39-40
Bacaan II Rom 8:14-17
Mat 28:16-20.
“SEJAK saya masih muda, saya mengerjakan ukiran patung semacam ini,” kata bapak itu kepada frater yang mengunjunginya.
“Awalnya, saya belum Katolik. Pada saat itu, membuat patung hanya sebagai tindakan seni sebagai tempat saya menggantungkan kehidupan kami sekeluarga,” katanya.
“Namun lama kelamaan mengukir wajah Tuhan Yesus atau Bunda Maria menjadi ibadah saya, tangan dan hati saya seakan dibimbing dalam mengukir kayu,” paparnya dengan senyum penuh bangga.
“Ibadah kepada siapa?,” kata frater.
“Kepada Tuhan yang mau memelihara hidupku dengan memberi kami inspirasi dan talenta serta makan dan minum setiap hari,” kata bapak itu.
“Tuhan yang bapak ukir wajahnya?,” kata frater sambil senyum.
“Saya memang belum dibaptis waktu itu, namun saya sudah merasa Katolik. Saya setiap hari membayangkan wajah Tuhan Yesus dan Bunda Maria dan lalu menuangkan dalam guratan kayu yang ada,” katanya.
“Saya senang dan bahagia jika orang bisa berdoa dengan bantuan patung yang saya buat,” katanya penuh berharap.
“Namun saya merasa bersalah dan berdosa, jika patung yang saya buat tidak membuat orang yang melihatnya untuk lebih dekat dengan Tuhan,” katanya.
“Setelah melewati permenungan yang panjang, tujuh tahun lalu saya menerima pembaptisan,” katanya dengan penuh syukur.
Tuhan mendekati dan mengenalkan diri-Nya kepada umat manusia dengan berbagai cara yang misteri dan tak terpahami.
Bahkan dalam konteks seniman di atas, talenta yang dia terima dari Tuhan telah mengarahkannya untuk mengenal, mengasihi dan menerima Tuhan Yesus dalam hidupnya.
Dengan cara apa Tuhan telah menarik Anda sebagai pengikut-Nya?
