Home BERITA Renungan – Waktu Terindah dalam Keluarga

Renungan – Waktu Terindah dalam Keluarga

0
Ilustrasi -- Penjara (Ist)

Selasa, 18 Mei 2021

Bacaan: Kis 20: 17-22; Yoh. 17: 1- 11a.

MEMELIHARA itu tidak gampang. Minimal membutuhkan perhatian, kesabaran  merawat dan sukacita. Bersedia berkotor tangan, berpengharapan, dan meluangkan waktu dan hati.

“Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal… Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu.” Mt. 6: 28b, 30.

Yesus berdoa bagi para murid yang akan ditinggalkan-Nya di tengah-tengah dan di dalam dunia yang “jahat”.

Yesus menyerahkan mereka dalam pemeliharaan Bapa. “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.” ay 11b

Paulus bersaksi atas hidup dan karyanya.

“Dengan segala kerendahan hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.” ay 19.

Inilah kekuatan kita. Ia memohon supaya dalam “pemeliharaan” Allah Bapa, para murid tetap dimampukan mewartakan Kerajaan Allah.

Kita tidak pernah sendiri. Tak pernah pula ditinggalkan berhadapan dengan kuasa kejahatan dunia. Inilah keselamatan, kerahiman Allah.

Mata tulus

“Halo Mo, apa kabar masih ingat saya? Sekarang sudah bebas, Mo. Saya berkumpul lagi dengan keluarga di kampung,” ujar seorang bapak sekali waktu.

“Oh ya syukurlah. Terasa sebentar ya. Rasanya baru kemarin ya. Kembali berjuang untuk hidup ya. Sehat dan sukses,” jawabku.

“Baik Romo. Salam kembali dari keluarga,” katanya.

Kenanganku kembali pada saat perjumpaan dan pembicaraan dalam kunjungan lapas sekitar enam tahun yang lalu.

“Romo, aya tidak menyesal dipenjara. Saya merasa tidak bersalah. Saya dikorbankan dan telah menjadi korban. Saya ikhlas menanggungnya. Kristianitasku tidak luntur. Tinggal dua tahun lagi romo dari tujuah tahun vonis yang dijatuhkan untuk saya,” kata bapak itu ketika dikunjungi di sebuah lapas.

“Bagaimana dengan keluarga?,” tanyaku.

“Mereka sedih. Awalnya percaya, saya telah melakukan korupsi.  Namun saya mengkisahkan peristiwa yang sebenarnya. Dan dan keluarga memahami. Saya sedih karena ‘waktu terindah’ dalam keluarga terpaksa hilang”.

“Gimana kejadiannya, kalau boleh diingat kembali?”

“Saya bekerja sebagai seorang bawahan. Ada kerjasama dengan pihak lain untuk sebuah proyek. Saya orang kepercayaan dan dekat dengan pimpinan. Saya tidak tahu apa-apa, tetapi saya diikut-sertakan dalam membuat komitmen kerjasama. Seingat saya, saya tidak memperoleh apa-apa. Kasus terungkap dan saya dituduh terlibat. Saya lalu divonis”.

“Kenapa tidak meminta keadilan?”.

“Apa yang bisa saya buat saat itu, Romo? Naik banding sudah. Keputusan tetap dan  menguatkan vonis sebelumnya. Awalnya saya kecewa, marah, dan stres. Nama saya hancur. Muka saya tidak tahu lagi mau diletakkan di mana.

Pertama-tama saya malu akan imanku. Kedua, malu dengan keluarga besar. Saya saya tidak menerima. Saya marah dengan diri sendiri, kenapa tidak tegas pada awalnya. Sudah lama saya dengar sana sini, ada permainan. Saya hanya menjalankan tugas dan pekerjaan saja,” kata bapak itu mengawali kisahnya.

“Pengalaman pahit getir dan menyedihkan ini ini membuat saya tahu apa arti imanku di tengah-tengah dunia. Saya mencoba menerima dengan ikhlas. Imanku diuji dalam pengasingan. Hanya Yesuslah yang menguatkan aku; menabahkan keluarga. Doakan saya ya Mo,” pintanya.

Pemeliharaan dan kasih Bapa menyadarkan seseorang akan kasih dan kerahiman Allah. Kesadaran dan kepercayaan akan belas kasih Allah selalu mengingatkan, menguatkan kita bahwa Allah selalu mengasihi tanpa lelah.

Bahkan kita percaya bahwa kerahiman-Nya lebih besar dari dosa apa pun juga.

Tak ada satu pun bahkan seorang pun yang dapat membatasi kasih Allah yang begitu mengagumkan; yang tanpa henti mengampuni kita.

Tuhan, pada-Mu aku percaya dan belajar berserah. Amin.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version