BAMBU merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai di beberapa tempat di Indonesia; termasuk di daerah Solo.
Dulu, masyarakat pedesaan sering menggunakan bambu untuk membuat rumah. Mulai dari tiang, usuk, reng, dinding, plafon rumah maupun pagar rumah.
Perlengkapan dari bambu sering ditemukan di masyarakat misalnya kenthongan, tangga, seruling, caping, goprak untuk alat pengusir burung di sawah, penangkap ikan (wuwu), tempat membawa ikan bagi pencari ikan (kepis), kurungan ayam, kurungan burung, paga (tempat menaruh peralatan dapur).
Bambu juga sering digunakan untuk membuat perlengkapan dapur. Misalnya tenggok, keranjang, tampah, tompo (tenggok kecil), bakul, kukusan (alat menanak nasi), kipas (sering kali digunakan untuk mengipas arang di tungku anglo.
Kerajinan tangan juga sering dijumpai dengan bahan bambu. Misalnya hiasan mirip itik, angsa, boneka dari akar bambu. Kerajinan anyaman, kipas, dan hiasan dinding juga ada yang berbahan bambu.
Tentu bambu-bambu yang digunakan untuk semua keperluan diselaraskan dengan jenis bambu apakah bambu petung, apus, ori atau jenis bambu yang ada d itengah masyarakat.
Kerajinan kreatif
Menemukan jalan kreativitas mengolah bambu menjadi “produk kreatif” banyak ditemukan saat ini. Kerajinan kreatif dari bambu memberikan nilai tambah baik nilai tambah kegunaan bambu itu sendiri; juga nilai tambah nilai jual dari produk bambu.
Kerajinan kreatif tersebut misalnya dibuat perlengkapan minum cangkir, gelas, teko dan lainnya. Selain itu berbahan bambu pengrajin bambu bisa membuar miniatur rumah, kapal dan miniatur lainnya.
Miniatur Gereja St. Antonius Paroki Purbayan
Salah satu miniatur yang dibuat oleh pengrajin bambu adalah miniatur Gereja Santo Antonius Paroki Purbayan di Surakarta atau Solo. Miniatur atau replika ini dibuat oleh salah satu pelaku usaha UMKM dari Paroki Santo Petrus Surakarta.
Miniatur gereja ini dipesan Romo Tino SJ – kini bertugas di Paroki Purbayan. Miniatur yang diletakkan di depan kantor sekretariat paroki menarik untuk diamat-amati.
D isisi lain, dari sisi refleksi, tentu replika ini mendatangkan ungkapan refleksi. Karena jika tidak dikerjakan dengan sepenuh hati, maka replika ini pasti tidak jadi.
Maka bisa jadi, replika ini merupakan persembahan hati pembuatnya untuk mewujudkan gambaran gereja seperti gereja aslinya.
anything that is done wholeheartedly and on the basis of pleasing God will surely produce something good
God Bless ?