HARI kedua retret deliverance diawali dengan perayaan ekaristi yang dipimpin secara konselebrasi oleh 3 imam dari Keuskupan Bogor.
Selama sehari ini, ada 4 sesi yang diberikan. Dalam 2 sesi awal, Pater Jocis memaparkan secara panjang lebar paganisme, animisme, folk religiosity, okultisme. Selain itu, ditampilkan beberapa kasus pengusiran setan, baik melalui kesaksian orang maupun video yang dibuat oleh Komisi Eksorsisme Keuskupan Agung Manila.
Sesi 3, Pater Jocis menjelaskan ritual Roman Solemn Exorcism. Dan di sesi terakhir, Pater Jocis kembali menampilkan contoh kasus pengusiran setan dari seorang gadis berumur 7 th.
Beberapa poin yang bisa disajikan di sini:
- Apa itu animisme dan paganisme?
Seluruh kebudayaan yg belum dikristenkan bersifat animistik disebut oleh Bapa-bapa Gereja sebagai pagan. Paganisme adalah sistem kepercayaan mengenai jiwa dan roh yang ada di dunia dan tidak berdasar pada Kitab Suci, bersifat panteistik (Allah dan alam adalah satu), dan memanipulasi kekuatan alam utk kepentingan manusia. Untuk itu, diperlukan berbagai ritual, persembahan dan korban supaya kekuatan-kekuatan di alam memberikan kemujuran bagi mereka. Ciri lainnya adalah humanistik, bukan teosentrik. Keilahian masuk ke dalam kemanusiaan demi tujuan2 manusia. Maka, manusia berdoa, memohon dan mempersembahkan korban bukan untuk memuja yang ilahi, melainkan untuk memanipulasi kekuatan yang ilahi tersebut.
- Gereja Katolik berjuang melawan paganisme.
Usaha ini sudah nampak dalam pandangan Bapa-bapa Gereja seperti Tertulianus, Yustinus Martir, Agustinus, Lactantius yang mengatakan bahwa paganisme itu memuja iblis dan roh-roh jahat.
- Okultisme atau penyembahan berhala.
Teresia Avilla mengatakan bahwa segala sesuatu yang tidak dipersembahkan kepada Allah adalah suatu kebohongan karena di dunia ini, hanya ada 2 kuasa yakni kuasa Allah dan kuasa iblis. Maka, jika kita tidak mengandalkan kuasa Allah, berarti kita mengandalkan dan memuja kuasa iblis. Tidak ada kuasa di tengah-tengah dua kuasa tersebut. Di sinilah kita dituntun untuk jeli membedakan antara rahmat dan magis, rahmat dan sihir, doa dan mantra. Semua sembah bakti, rasa takut dan hormat harus dipersembahkan kepada Allah, bukan pada kuasa-kuasa lain. Namun, tanpa sadar kita seringkali melakukan hal yang sebaliknya. Misalnya: harus membunyikan klakson mobil ketika akan melewati jembatan, harus mengadakan ritual sebelum menebang pohon besar, dll. Itu semua bertentangan dengan ajaran Gereja.
- Paganisme bersifat amoral karena untuk menjadi berkuasa, orang tidak harus suci dan baik secara moral.
Fokus paganisme adalah pada ritus, bukan pada disposisi batin yang baik dan berserah pada kuasa Tuhan. Jika paganisme masuk dalam kehidupan Gereja, maka akan terpecah belah. Di satu sisi, rajin ke gereja, namun tidak pernah ada perubahan di dalam hidup harian karena pola pikirnya masih magis, legalistis dan utilitarianis. Tuhan dan agama ada buat saya. Bukan apa yang bisa kupersembahkan untuk Gereja dan Tuhan.
- Ritual Eksorsime Meriah Ritus Romawi.
Dijelaskan bagaimana tahap-tahap penanganan kasus-kasus serangan roh jahat pada manusia (obsesion, oppression, possesion, infention, dll). Komisi Eksorsisme sangat hati-hati untuk menentukan apakah seseorang sedang diserang roh jahat, atau hanya terkena gangguan psikologis/jiwa saja. Maka, dalam komisi itu, ada beberapa profesi lain selain imam, antara lain: psikiater, dokter umum, tim pendoa, bahkan pengacara. Tentu saja, ada beberapa imam yang menjadi eksorsit setelah mendapat mandat khusus dari Bapa Uskup. Sebelum diadakan upacara pengusiran, tim akan menyelidiki dengan teliti dan jeli si penderita untuk mendapatkan keyakinan bahwa orang itu memang menderita karena serangan roh jahat, bukan karena efek obat-obatan atau gangguan psikologis belaka. Setelah itu, dijelaska tata urutan dan doa-doa pengusiran setan dari ritus Romawi.
Hari kedua ini ditutup dengan adorasi kepada Sakramen Maha Kudus.
Artikel terkait: