UMURNYA baru 69 tahun. Namun hari ini, Kardinal Cornelius Sim meninggal dunia. Di Taoyuan, Taiwan, karena kena gagal fungsi jantung.
Padahal baru saja dilantik menjadi Kardinal oleh Paus Fransiskus bulan November 2020.
Almarhum Kardinal Sim selalu menyebut Gereja Lokal Brunei sebagai “Gereja Tersembunyi” lantaran jumlah hanya 16 ribu umat.
Itu pun, tulis AsiaNews, mereka semua “orang asing” yang tinggal dan bekerja di Brunei.
Almarhum Kardinal Sim berada di Taipei dalam rangka pengobatan penyakit kanker.
Beberapa kali “main” ke Pontianak
AsiaNews dan Sesawi.Net beberapa kali bertemu dengan almarhum Cardinal Sim saat acara SEKAMI di Pontianak tahun 2018 dan kesempatan lain sebelumnya di Asian Youth Day di Yogyakarta tahun 2017.
Almarhum Kardinal Sim menerima Sakramen Imamatnya dan ditahbiskan imam tahun 1989.
Tahun 1998 Vatikan mengangkatnya menjadi Prefek Apostolik Brunei dan di tahun 2004 Vikaris Apostolik Brunei.
Tahun 2005, almarhum Kardinal Sim ditahbiskan menjadi Uskup.
Menjadi insinyur, baru kemudian imam
Semula, sebelum menjadi imam, almarhum Kardinal Sim berkarier terlebih dahulu menjadi seorang insinyur sipil. Karena merasa diri butuh peneguhan iman, ia kemudian belajar filsafat dan teologi dan baru kemudian ditahbiskan menjadi imam.
Semula dia menolak tawaran Uskup untuk ditahbiskan menjadi imam. Akhirnya dia bersedia jadi imam, asalkan nantinya bisa bekerjasama dengan kaum awam.
Begitu syarat yang dia ajukan ketika Uskup mendorongnya jadi imam.
Ia juga tidak berambisi jadi Uskup. Namun, ketika terjadi sede vacante di mana tidak ada uskup selama 20 tahun di Brunei Darussalam, maka dia akhirnya menerima dirinya ditahbiskan menjadi Uskup.