DUKA mendalam menyesaki setiap ruangan Aula Asrama Villanova di Amban, Manokwari, Papua Barat. Sepanjang hari Senin di awal bulan November 2016 ini, rumah asrama ini dipadati ratusan mahasiswa, dosen, dan alumi dari semua jurusan yang ada di perguruan tinggi Universitas Papua.
Kehadiran mereka menandai rasa duka cita dan ungkapan bela sungkawa atas meninggalnya dua mahasiswa. Salah satunya adalah alm. Agustinus Aun .
Misa requiem dan prosesi pelepasan jenazah berlangsung di Asrama Villanova di Jl. Gereja Petrus Amban, hari ini tanggal 1 November 2016.
Misa requiem ini dipimpin oleh Romo Hendri Y. Kurniawan CM, pastor rekan Paroki St. Thomas Aquinas Amban di Manokwari sekaligus pastor mahasiswa katolik di Universitas Papua (UNIPA).
Mengawali misa duka ini, Romo terhenti sejenak karena hanyut dalam suasana terharu.
Dalam homilnya, Romo Hendri mengajak umat yang hadir untuk dapat memaknai peristiwa yang terjadi sebagai peristiwa iman: kematian itu tidak dapat dihindari. Dalam catatan kecil yang dipegang oleh Romo Hendri dalam suatu pertemuan KMK, Romo mengatakan sebagai berikut: “Agar kita menjaga kekompakan di antara rekan-rekan OMK dan KMK dalam semua hal. Juga diajak aktif dalam ibadah lingkungan dan kerjabakti .”
Ini kata Romo sembari mengutip tulisan tangan berisi harapan almarhum Aun saat tinggal di Asrama Villanova.
Sesekali Romo tidak dapat menahan rasa haru. Karena ia tidak menyangka, mahasiswa yang dikenal dengan pribadi baik, ramah dan ringan tangan untuk membantu itu kini telah tiada.
Beberapa rekan almarhum bereaksi kaget dan haru, karena almarhum Agus Aun dikenal aktif dalam berbagai kegiatan Gereja.
Romo juga berpesan agar semua yang hadir dapat mengendalikan diri, menjaga ketenangan. Kita diajak dewasa dalam iman, jangan mudah terpancing dengan segala macam isu yang belum pasti.
Peran sahabat ataupun rekan kuliah, dosen, dan umat paroki begitu kental, ketika berlangsung pemberkatan jenasah ini dan usai misa requiem berlangsung. “Air mata menetes sebagai ungkapan duka,” ungkapan Pak Elyas, dekan Fakultas Teknik – UNIPA.
“Saya sedih karena harus melepaskan dua yuniores dari Asrama Villanova,” kata Rudi M, alumnus dan kini dosen UNIPA.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak membantu mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan ibadat pelepasan jenasah.
Yohanes Lebang, alumnus UNIPA, bersama sejumlah rekan dari UKM KSR PMI Unit UNIPA dan UKM Pramuka UNIPA Manokwari juga membantu mengantar jenasah sampai di kapal.