Home BERITA Riset Harvard: Cara Eksekutif Menyeimbangkan Iman dan Kerja

Riset Harvard: Cara Eksekutif Menyeimbangkan Iman dan Kerja

0
ilustrasi kepemimpinan kristiani. Workshop Ehem di Bogor (Foto: Royani Ping)

SEORANG pengajar dan peneliti di Harvard Business School dan Boston University., Laura Nash, meneliti tentang kepemimpinan Kristen dengan mewawancarai enam puluh lima eksekutif bisnis senior di Amerika Serikat yang mengidentifikasi diri mereka sebagai pengikut Kristus atau umat kristiani.

Dari hasil wawancara tersebut, Laura Nash kemudian mengidentifikasi tiga tipe bagaimana pemimpin kristiani tersebut menyeimbangkan iman dan kepemimpinan.

1. The Generalist

Mereka mengklaim tidak ada kesulitan unik dalam mengambil keputusan bisnis sebagai orang Kristen. Cara pikir mereka adalah “Saya seorang Kristen bahkan jika bisnis saya bertindak dengan cara yang mungkin tampak tidak pantas. Sebagai seorang Kristen, saya diampuni, karena sebagai manusia saya tidak sempurna.”

2. The Justifier

Mereka percaya bahwa kesuksesan bisnis menunjukkan bahwa dia telah melakukan keseimbangan yang tepat antara pertimbangan berbasis iman kristiani dan pertimbangan bisnis. Mereka berpikir “Tuhan memberkati pengejaran saya yang penuh semangat untuk kesuksesan bisnis saya, maka Tuhan jelas senang dengan cara saya menjalankan bisnis.”

3. The Seeker

Mereka mengakui bahwa etika bisnis dan iman kristiani kadang-kadang bertentangan, maka mereka mencari kebijaksanaan dan keberanian untuk membuat keputusan yang berpotensi tidak populer. Mereka berpikir, “Saya memiliki pilihan sulit di depan saya, jadi saya harus berdoa dan berkonsultasi dengan orang Kristen lainnya agar saya selalu mengutamakan kehormatan Tuhan.”

Nash sangat terkesan dengan The Seekers alias para Pencari. Saat berbicara dengan mereka, dia menemukan bahwa mereka secara teratur menyeimbangkan tujuh ketegangan saat mereka berusaha untuk bekerja sebagai orang Kristen dalam memimpin bisnis:

  • Cinta Tuhan dan mengejar keuntungan
  • Cinta dan dorongan kompetitif
  • Kebutuhan orang dan kewajiban untuk mendapat keuntungan
  • Kerendahan hati dan ego kesuksesan
  • Keluarga dan pekerjaan
  • Amal dan kekayaan
  • Saksi yang setia dan kebijakan yang sekuler

Dalam diskusinya dengan para pemimpin bisnis yang sukses ini, Nash melihat para Pencari mengenali kapan keseimbangan dibutuhkan, dan berusaha untuk melayani Tuhan dalam situasi tersebut.

Kiat menerapkan iman kristiani dalam bisnis

Bagaimana kita bisa menerapkan iman kristiani dalam bisnis?

Pertama, mengakui adanya Tuhan. Pekerjaan kita sehari-hari bertujuan akhir untuk memuliakan Tuhan. Pemimpin Kristen tidak hanya mendapatkan keuntungan untuk kemudian dimasukkan ke dalam piring persembahan—dia memahami bahwa di sini pekerjaan adalah persembahan, dan dengan demikian berhubungan dengan orang lain dalam pekerjaannya seolah-olah dia berhubungan dengan Tuhan.

Berdoalah untuk para pesaing. Seorang pemimpin kristiani ingin berhasil dalam bisnisnya, tetapi juga berdoa agar Tuhan memberkati “musuh”nya juga.

Mencari bimbingan Tuhan. Seorang pemimpin kristiani belajar memperhatikan keputusan yang mencerminkan salah satu dari tujuh ketegangan Nash, dan dia belajar berdoa dan mencari bimbingan alkitabiah dalam kasus tersebut.

Melayani. Para pemimpin bisnis yang hebat dengan rendah hati melayani, termasuk para karyawannya.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version